Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Sabtu, 18 Juni 2022 | 11:47 WIB
Presiden Vladimir Putin Umumkan Daftar Negara Musuh Rusia (Pixabay/DimitroSevastopol)

SuaraMalang.id - Dalam waktu dekat Ukraina akan bergabung dengan Uni Eropa (UE). Keputusan ini dianggap salah satu yang bersejarah bagi Ukraina.

Lalu bagaimana respons Rusia? Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan tidak keberatan dengan rencana Ukraina tersebut. Ini dikatakan Putin menyusul keputusan bersejarah Komisi Eropa yang mendukung upaya Kiev menjadi anggota.

"Kami tidak menentangnya. Ini bukan blok militer. Itu hak negara mana pun untuk bergabung dengan serikat ekonomi," kata Putin pada Jumat (17/6), ketika ditanya tentang kemungkinan Ukraina bergabung dengan EU.

Rusia selama bertahun-tahun telah mencerca upaya Ukraina untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Masalah ini menjadi isu besar antara Moskow dan Barat.

Baca Juga: Selangkah Lagi Ukraina Jadi Anggota Resmi Uni Eropa

Sebelum dia memerintahkan puluhan ribu tentara ke Ukraina pada akhir Februari, Putin telah meminta jaminan hukum dari Amerika Serikat bahwa Ukraina tidak akan diterima dalam aliansi militer.

Sebelumnya, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Kremlin secara dekat mengikuti upaya Ukraina untuk menjadi anggota EU, terutama mengingat peningkatan kerja sama pertahanan di antara 27 anggota blok.

Masalah ini "membutuhkan perhatian kami yang tinggi, karena kami semua menyadari intensifikasi diskusi di Eropa tentang masalah penguatan komponen pertahanan EU," kata Peskov dalam panggilan telepon dengan wartawan.

Berbicara di forum ekonomi tahunan unggulan Rusia di St. Petersburg, Putin mempertanyakan apakah "bijak" bagi EU untuk mengizinkan Ukraina bergabung, dengan mengatakan bahwa Kiev akan membutuhkan subsidi ekonomi besar yang mungkin tidak bersedia diberikan oleh anggota EU lainnya.

Pada Jumat, Komisi Eropa merekomendasikan EU untuk menunjuk Ukraina dan Moldova sebagai calon anggota.

Baca Juga: Intelijen Belanda Bongkar Penyamaran Mata-mata Rusia di Mahkamah Pidana Internasional

Sementara itu, bekas republik Soviet ketiga, Georgia, diminta untuk memenuhi persyaratan tertentu sebelum diberikan status yang sama. ANTARA

Load More