SuaraMalang.id - Warga Desa Jenggawah, Kabupaten Jember mengeluhkan bau tak sedap bersumber dari tumpukan sampah di dekat kantor desa setempat. Kondisi itu telah terjadi bertahun-tahun, namun tak ada tindakan.
"Kalau baunya sudah sangat mengganggu, menyengat. Setiap orang lewat pasti (mencium) bau," kata warga setempat, Fathurrahman (45) mengutip Suarajatimpost.com jejaring Suara.com, Minggu (5/6/2022).
"Dari kantor desa sangat dekat, kurang lebih ada 200 meter. Tapi gak ada perhatian dari pihak desa," imbuhnya.
Ia melanjutkan, jika sampah dibiarkan terus menumpuk, pihaknya khawatir menimbulkan penyakit bagi warga.
Baca Juga: Tinjau Penjara di Jember, Wamenkumham Curhat Lapas di Seluruh Indonesia Kelebihan Kapasitas
"Kalau dari pemukiman warga, jaraknya sekitar 50 meter. Yang jelas, ini akan menimbulkan penyakit, karena dekat dari pemukiman," ungkapnya.
Selain itu, apabila tumpukan sampah ini dibiarkan, dipastikan akan meluber dan berserakan ke jalan. Padahal, di sekitar tumpukan sampah dibuat tempat wisata.
Dirinya juga menyampaikan, meskipun ada tempat wisata, kalau sampah menumpuk diperkirakan tidak akan menarik para pengunjung yang datang.
"Jalan ini arah ke balai (kantor) desa. Jadi belum ada tindakan dari kepala desa," tegasnya.
Mencegah penumpukan yang lebih banyak, warga sementara berinisiatif memberi tulisan, dilarang membuang sampah sembarangan.
Baca Juga: Pelayanan Kelas III di Rumah Sakit Daerah Jember Gratis
"Warga berharap, kedepan masalah sampah ini diperhatikan oleh pihak desa, bagaimana solusinya untuk sampah yang menumpuk ini," harapnya.
Sementara, Sarmanto (50) seorang pengendara asal Dusun Gayasan, Desa Jenggawah mengatakan, kalau cuaca tidak hujan masih mendingan. Namun bila habis hujan, baunya sangat menyengat.
"Seharusnya sampah ini dibuatkan tempat lain, jangan buang disini. Kan banyak lahan kosong," bebernya.
Dirinya meminta, pemerintah desa setempat mencarikan solusi terkait permasalahan ini. Biar sampahnya tidak kemana-mana dan menjadi penyakit.
"Jangan sampai jalannya dipenuhi sampah dan menjadi sempit. Ini buktinya sudah ada dan kelihatan sendiri," ungkapnya.
Sedangkan, saat dihubungi selulernya Kepala Desa Jenggawah, Supardi belum bisa memberikan tanggapan. Termasuk ketika dikirimi pesan melalui WhatsApp, belum ada respon.
Berita Terkait
-
Bali Larang Air Kemasan Plastik! Langkah Radikal Selamatkan Pulau Dewata dari Tsunami Sampah
-
Pembelaan Dewi Perssik Usai Dinyinyiri Gegara Kasih Beras 5 Kg dan Uang Rp 10 Ribu ke Warga Jember
-
Lebaran Duluan! Umat Islam di Jember Salat Ied Hari Ini
-
Ubah Limbah Jadi Berkah, Inovasi Pengelolaan Sampah Ini Sukses Go International
-
Geger! Jasad Bayi Ditemukan di Tumpukan Sampah Tanah Abang, Terbungkus Handuk Pink!
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
-
RESMI Lawan Manchester United di Malaysia, ASEAN All-Stars Bakal Dilatih Shin Tae-yong?
Terkini
-
Naik Kelas Berkat KUR BRI: Perjuangan Suryani Membangun Ekonomi Keluarga
-
Warga Senang, Desa Wunut Bagikan THR dan Hadirkan Program Perlindungan Sosial
-
Habbie, UMKM Telon Aromatik Terbaik Siap Ekspansi Pasar Global Bersama BRI
-
4 Wisata di Kawasan Cangar Ditutup Usai Longsor yang Hempaskan 2 Mobil
-
BRI Raih Penghargaan Internasional Atas Prestasi Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Bertanggung Jawab