Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Sabtu, 28 Mei 2022 | 21:33 WIB
Foto yang diambil selama penyelidikan wabah cacar monyet, yang terjadi di Republik Demokratik Kongo (DRC), 1996 hingga 1997, menunjukkan tangan seorang pasien dengan ruam akibat cacar monyet, dalam gambar tidak bertanggal yang diperoleh Reuters pada 18 Mei 2022. [CDC/Brian W.J. Mahy/HO via Reuters/as]

SuaraMalang.id - Penularan cacar monyet telah mendekati angka 200 kasus di lebih dari 20 negara. WHO mengimbau seluruh kepala negara di dunia berhati-hati memberikan kelongaran aktivitas bagi masyarakat.

Direktur pandemi dan penyakit epidemik WHO, Dr. Sylvie Briand menyarankan agar masyarakat tidak melepas masker dan tetap menjaga kebersihan, terutama ketika beraktivitas di ruang publik.

Dijelaskannya, semua pakar di dunia sampai saat ini masih melakukan penelitian terkait cacar monyet. Dia menduga penyakit ini juga disebabkan oleh perubahan perilaku manusia usai pandemi Covid-19.

"Pengurutan pertama virus menunjukkan, bahwa jenisnya tidak berbeda dari jenis yang dapat kita temukan di negara-negara endemik dan (wabah ini) mungkin lebih disebabkan oleh perubahan perilaku manusia," kata Dr. Sylvie Briand mengutip dari Timesindonesia.co.id, Sabtu (28/5/2022).

Baca Juga: Waspada Cacar Monyet Kemenkes Sebar Surat Edaran, Pemerintah Daerah Diminta Tingkatkan Pengawasan

berdasarkan bagaimana wabah penyakit di masa lalu di Afrika telah berkembang, situasi saat ini tampaknya 'dapat dikendalikan'. Dia ingin semua negara tetap waspada dan tidak panik.

Dia optimis setelah pandemi Covid-19 bisa dikendalikan walaupun membutuhkan waktu yang sangat lama,  maka wabah cacar monyet juga pasti lebih gampang.

Alasannya pernyataan itu disampaikan karena masyarakat sudah biasa berdampingan dengan pandemi selama dua tahun terakhir.

Namun, dia mengatakan WHO memperkirakan akan melihat lebih banyak kasus cacar monyet yang dilaporkan di masa depan.

"kita tidak tahu apakah kita hanya melihat puncak gunung es (atau) jika ada lebih banyak kasus yang tidak terdeteksi di masyarakat," pungkas Dr Sylvie Briand.

Baca Juga: Kasus Cacar Monyet Terus Meluas, WHO Desak Negara-negara di Dunia Segera Membendungnya

Load More