SuaraMalang.id - Masjid Sabilillah di Jalan Ahmad Yani Kota Malang menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat bagi para jemaah yang menanti waktu berbuka atau ngabuburit.
Sekitar pukul 16.00 WIB, tampak petugas mulai sibuk menata kudapan takjil di lantai yang sudah ditandai selotip berwarna oranye.
Pada setiap titik tersebut jadi penanda warga yang ikut buka puasa. Sekaligus sebagai jarak penerapan prokes. Setiap titik ada satu piring plastik berisi menu takjil, mulai roti kukus, roti pisang, gorengan hingga kurma dan pisang.
Selain itu juga segelas teh hangat atau air mineral yang disiapkan di beberapa titik.
Baca Juga: ASN Pemkot Malang Diperiksa Terkait Kasus Mafia Minyak Goreng
Staff Takmir Masjid Sabilillah M. Ali Ghufron mengatakan, penerapan pembagian takjil itu memang untuk menjaga prokes para jamaahnya.
"Dua tahun terakhir kami sudah terapkan seperti itu hingga saat ini. Karena memang dari takmir masih selalu mengutamakan prokes," ujarnya.
Para jamaah yang datang pun satu per satu mulai duduk di depan piring yang berisi takjil itu sekaligus beritikaf menunggu azan buka puasa.
Beberapa juga ada ke dalam masjid untuk mendengar ceramah sebelum buka puasa.
Ghufron menjelaskan, untuk kue takjil ini memang bervariatif tergantung pemberian donatur yang terdiri dari warga sekitar, jamaah pengajian sekitar, dan wali murid TK, SD, SMP Sabilillah.
"Banyak mas dan kami membebaskan apa saja boleh. Biasanya ya gorengan pokoknya yang manis-manis," ujarnya.
Takmir Masjid Sabilillah pun juga menyiapkan menu takjil sendiri. Biasanya kata Ghufron, kue takjil dibelinya dari pelaku UMKM sekitar masjid. Ada tujuh UMKM yang tercatat selama bulan ramadan ini dijadikan tempat membeli takjil untuk buka puasa jamaah.
"Ada roti goreng, roti kukus, gorengan bermacam-macam mas. Kami gilir begitu. Itu kami beli dari donatur yang memberikan sumbangan berupa uang. Ada sumbangan langsung kami gilir ke sana untuk menghidupkan UMKM juga. Biasanya ya 100 kue atau puluhan tergantung donasinya," tuturnya.
Sambil menunggu azan magrib, para petugas pembagian menu buka puasa pun langsung membagikan sebuah kupon.
Kupon berwarna biru muda dibagikan ke jamaah yang beritikaf duduk-duduk di sekitar masjid. Petugas pun mendatangi satu per satu jamaah.
Ghufron menjelaskan, pembagian kupon itu bertujuan agar mendidik jamaah untuk tidak hanya mencari buka puasa gratis di masjid.
Kupon itu diberikan sekitar 15 menit sebelum azan magrib berkumandang. Ada ratusan kupon yang telah dibagikan.
"Kan biasanya orang-orang itu datang ke masjid ada informasi oh di sana ada buka gratis. Kami beri kupon ini supaya yang dapat itu memang niatnya beribadah. Tidak datang hanya untuk buka puasa," tuturnya.
Setelah membagikan kupon azan magrib berkumandang, para jamaah pun langsung menyantap menu takjil dihadapannya.
Setelah mengganjel perut dan menuntaskan ibadah puasa, para jamaah yang jumlahnya sekitar 150 hingga 200 itu pun bergegas memasuki masjid. Barisan saf pun nampak diberi jarak beberapa centimeter saat salat berjamaah.
Setelah menuntaskan ibadah salat lima waktu itu, jamaah baik perempuan dan laki-laki bergegas ke tempat pengambilan menu buka. Tempatnya di pojok timur Masjid Sabilillah.
Di situlah satu per satu dengan tertib menukar kupon untuk satu nasi kotak buka puasa.
Menu buka puasa di Masjid Sabilillah bermacam-macam. Ada kotak yang berisi nasi, telor bali, serta oseng-oseng kacang panjang tempe. Ada juga yang berupa soto yang ditempatkan di bungkus mangkok plastik.
Ada sekitar 200 nasi yang dibagikan kali ini ke jamaah.
"Itu semua dari donatur kalau dari kami juga ada sendiri kebetulan tadi sama Rumah Makan Inggil berkolaborasi isinya ayam nasi serta sayur-sayuran," tuturnya.
Untuk jamaah yang datang ke sini pun, kata Ghufron kebanyakan adalah karyawan perusahaan di sekitar masjid. Memang jika dilihat lokasinya masjid Sabilillah letaknya diapit sejumlah perusahaaan, mulai dari ritel modern, show room mobil, serta operator jaringan seluler.
"Kalau hari ini kerja kan banyak yang pekerja sini-sini aja. Tapi kalau minggu atau libur biasanya musafir," tuturnya.
Terpisah, salah satu karyawan perusahaan di sekitar masjid, Gempar (28) mengatakan, alasannya berbuka di sini karena pulang kerjanya menjelang magrib.
"Jadi kalau sampai rumah itu paling sesudah magrib. Rumah saya di Dinoyo sana. Macet juga kan. Jadi sekalian saja buka di sini sekalian salat serta buka," tutupnya.
Kontributor : Bob Bimantara Leander
Berita Terkait
-
Kicak Mbah Wono, Makanan Tradisional Legendaris Khas Jogja
-
Picu 'Bencana' di Malang, Ini Aturan Penerbangan Balon Udara dan Sanksi Bagi yang Melanggar
-
7 Tempat Wisata di Malang, Liburan Seru Sambil Menikmati Udara Sejuk
-
Liburan Anti Bosan di Malang Skyland: Panduan Lengkap Harga Tiket dan Aktivitas
-
Sahur atau Buka Puasa di Bahu Jalan Tol saat Mudik Lebaran Bahaya! Ini Alternatif Amannya
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
Pilihan
-
Bodycharge Mematikan Jadi Senjata Rahasia Timnas U-17 di Tangan Nova Arianto
-
Kami Bisa Kalah Lebih Banyak: Bellingham Ungkap Dominasi Arsenal atas Real Madrid
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
Terkini
-
Wali Kota Malang Ingin Pindahkan 4 Sekolahan Ini dari Jalan Bandung
-
Naik Kelas Berkat KUR BRI: Perjuangan Suryani Membangun Ekonomi Keluarga
-
Warga Senang, Desa Wunut Bagikan THR dan Hadirkan Program Perlindungan Sosial
-
Habbie, UMKM Telon Aromatik Terbaik Siap Ekspansi Pasar Global Bersama BRI
-
4 Wisata di Kawasan Cangar Ditutup Usai Longsor yang Hempaskan 2 Mobil