SuaraMalang.id - Sebanyak 50 mahasiswa dari berbagai organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) di Kabupaten Jember memperingati Hari Bumi, Jumat (22/4/2022).
Dalam aksinya, puluhan mahasiswa melakukan longmarch dari Universitas PGRI Argopuro Jember, Jalan Jawa, Kecamatan Sumbersari menuju Pendapa Wahyawibawagraha Jalan Wijaya Kusuma, Kecamatan Patrang.
Mereka berjalan sejauh kurang lebih 3 kilometer mengkampanyekan kepedulian terhadap lingkungan dan alam sekitar.
"Tujuannya kita memperingati hari bumi ini. Kita mengusung tema konservasi jangan di hianati. Artinya terhadap alam ini kita harus bisa menjaga dengan baik," kata Korlap Aksi Abdul Hakim.
Lanjut Hakim, ada tiga persoalan lingkungan penting untuk disampaikan kepada masyarakat, khususnya di Jember.
"Yang perlu jadi perhatian, pertama untuk masyarakat di sekitar bantaran sungai bedadung. Masih banyak yang sering membuang sampah langsung ke sungai. Kami dari anak-anak pecinta alam sudah mengidentifikasi berapa jumlah tumpukan sampah bedadung dan lainnya. Kami harap itu untuk dihentikan," kata mahasiswa asal Universitas Jember ini.
Kata Hakim, pemerintah daerah bisa menegaskan adanya aturan hukum soal menjaga lingkungan Sungai Bedadung.
"Tumpukan sampah di Aliran sungai bedadung itu, minimal setinggi kurang lebih 3 meter jika dikumpulkan. Itu hasil ekspedisi 3 sungai yang kita adakan beberapa waktu lalu. Hal ini harus jadi perhatian pemkab Jember," ucapnya.
Kemudian, lanjut Hakim, soal kepedulian terhadap kekayaan alam Jember, yakni Gumuk.
Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Jember Jumat 22 April 2022 Lengkap Doa Buka Puasa
"Kami membentuk portal gumuk, kita gaungkan save gumuk. Kita angkat isunya, agar kekayaan alam yang bermanfaat untuk melindungi wilayah Jember ini, tidak terus dieksploitasi. Ada alasan dengan banyaknya jumlah gumuk di Jember ini," ulasnya.
Kemudian ketiga soal tambang di Jember, kata Hakim, masih akan jadi perhatian.
"kita tidak akan berhenti bicara soal tambang. Sehingga kita akan terus gaungkan soal kepedulian alam ini," tegasnya.
Hakim menambahkan, dalam kegiatan kampanye Hari Bumi tersebut juga dilakukan bagi-bagi bibit tanaman. Syaratnya masyarakat menukarkan 3 botol plastik bekas, untuk bisa mendapatkan bibit tanaman.
"Untuk bibitnya ditukar sama sampah botol plastik bekas. Jadi 3 botol itu nanti ditukarkan jadi 1 bibit. Dengan adanya penukaran sampah botol plastik bekas itu, sebagai edukasi kepada masyarakat soal kepedulian lingkungan," ujarnya.
"Kami menyediakan 150 bibit pohon, macam-macam buah, dan Pring (bambu, red) Kuning, (tanaman) Petai, Lamtoro. Yang bibit itu, berasal dari donasi para Mapala," terangnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Skincare Reza Gladys Dinyatakan Ilegal, Fitri Salhuteru Tampilkan Surat Keterangan Notifikasi BPOM
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
- 3 Klub yang Dirumorkan Rekrut Thom Haye, Berlabuh Kemana?
- Pemain Liga Inggris Rp 5,21 Miliar Siap Bela Timnas Indonesia di SEA Games 2025
- Selamat Datang Jay Idzes! Klub Turin Buka Pintu untuk Kapten Timnas Indonesia
Pilihan
-
Adu Kokoh Maarten Paes vs Emil Audero: Siapa Pilihan Kluivert di Kualifikasi Piala Dunia 2026?
-
Prediksi Starting XI Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Senjata Rahasia Garuda di Jeddah?
-
5 Untung Rugi Jay Idzes ke Torino: Lonjakan Karier atau Tantangan Berisiko?
-
Selamat Tinggal Mees Hilgers! FC Twente Tak Sabar Dapat Duit Rp120 Miliar
-
Satu Kota Dua Juara: Persib dan Satria Muda Siap Cetak Sejarah Baru
Terkini
-
BRI Dukung Pemerintah untuk Salurkan BSU 2025 hingga Rp2,25 Triliun
-
PPATK Blokir Rekening Pasif, Simak Tips BRI untuk Layanan Perbankan yang Aman
-
Dara Farm: Tanpa KUR BRI, Saya Mungkin Tidak Bisa Memulai Usaha
-
BRI Cetak Aiko Maju, UMKM Tangguh Pemasok Bahan Utama Program MBG di Kepulauan Siau
-
Cara Klaim Kompensasi Tiket KA Akibat Argo Bromo Anggrek Anjlok