SuaraMalang.id - Massa yang tergabung dalam Aliansi Suara Rakyat (Asuro) demo menolak wacana penundaan Pemilu 2024 di depan Balai Kota Malang, Jumat (25/3/2022).
Penundaan pemilu dinilai sebagai bentuk pengkhianatan terhadap UUD 1945. Penundaan dan wacana perpanjangan masa jabatan presiden juga dianggap melukai hati rakyat.
"Di UUD 1945 jelas pada Pasal 7 dan Pasal 22E ayat (1) sudah menyatakan di sana bahwa jabatan presiden dan wakil presiden dipilih setiap lima tahun sekali. Jadi kalau penundaan pemilu ini jelas melanggar amanat UUD 1945 dan menciderai hati rakyat," tutur Koordinator lapangan massa aksi, Jenima Harianja.
Sementara itu, lanjut dia, jika wacana penundaan itu berlangsung, maka kepimpinan Presiden Joko Widodo akan tetap berlanjut. Padahal, menurutnya, selama dua periode kepemimpinan Jokowi dianggap banyak merugikan masyarakat.
Menurut Jenima, Presiden Jokowi harus bertanggungjawab atas kematian atau menghilangnya 7500 jiwa akibat kurang lebih 18 ribu kejadian bencana alam selama 2016 hingga 2021.
Bencana alam itu, ia menilai, diakibatkan abainya Pemerintahan Jokowi yang abai tentang kelestarian lingkungan dan keberlanjutan hutan.
"Hal ini sejalan dengan masih eksisnya UU Cipta Kerja meskipun dinyatakan inskonstitusional bersyarat oleh MK. Hal ini pun berakibat pada alih fungsi hutan sekitar 33,5 juta hektar menjadi tempat usaha dari 120 juta hektar hutan di Indonesia. Pada masa pemerintahan Jokowi kemudahan perizinan membangun usaha itu tidak bisa kita pungkiri. Dan korban bencana alam ini terjadi atas kemudahan izin usaha pada masa pemerintahan Jokowi," tutur dia.
Selain itu, kriminaslisasi terhadap aktivis yang menyuarakan hak asasi manusia (HAM) menjadi catatan buruk, bahwa pemerintahan Jokowi harus berhenti di tahun 2024.
Kriminalisasi yang dimaksud baru-baru ini menimpa Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti yang dilaporkan Menko Luhut Binsar Pandjaitan.
"Dan itu dilaporkan atas pencemaran nama baik, UU ITE dan ini sudah masuk dalam penetapan tersanhka Hal ini membuktikan bahwa kebebasan berekspresi di massa pemerintahan Jokowi ini terjadi dan tidak ada alasan logis untuk mempertahankan Jokowi," tutupnya.
Kontributor : Bob Bimantara Leander
Berita Terkait
-
Jokowi Jengkel Soal Impor dan Ancam Reshuffle, Demokrat: Tujukkan Juga ke Pembantunya Yang Buat Gaduh Politik
-
Demo Tuntut Penjarakan Menag Yaqut Ricuh! Pengunjuk Rasa Diduga dari PA 212 Injak-injak Poster Bergambar Jokowi
-
Yura Yunita Sambut Presiden dari Atas Panggung Joyland Bali 2022: Bapak Jokowi Harus Bahagia
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
Masih Layak Beli Honda Jazz GK5 Bekas di 2025? Ini Review Lengkapnya
-
Daftar 5 Mobil Bekas yang Harganya Nggak Anjlok, Tetap Cuan Jika Dijual Lagi
-
Layak Jadi Striker Utama Persija Jakarta, Begini Respon Eksel Runtukahu
-
8 Rekomendasi HP Murah Anti Air dan Debu, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Fenomena Rojali dan Rohana Justru Sinyal Positif untuk Ekonomi Indonesia
Terkini
-
Mau Gelar Acara? Ini Perkiraan Harga Sewa Sound Horeg di Malang dan Faktor Penentunya
-
Transformasi Digital BRI: Kartu Kredit Bisa Diajukan Online, Berikan Solusi Keuangan Adaptif
-
Setelah Ikut Pelatihan BRI, Usaha UMKM Kuliner Kurma Ini Makin Melejit
-
Surat Kepala Desa Minta Warga Hindari "Sound Horeg" Dan Minta Ngungsi
-
BRI Kucurkan Dana Segar Rp83,88 Triliun untuk UMKM: Sektor Ini Jadi Prioritas!