Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Sabtu, 26 Februari 2022 | 09:36 WIB
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut (23/2/2022). [ANTARA]

SuaraMalang.id - Beberapa hari terakhir viral di media sosial penggalan video Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut menjelaskan tentang aturan volume toa majid.

Video ini kemudian viral lalu dipelintir sejumlah orang karena dianggap Gus Yaqut membandingkan azan dengan gonggongan anjing. Bahkan politisi Demokrat Roy Suryo ikut melaporkan Gus Yaqut dengan tuduhan penistaan agama.

Merespon kegaduhan tersebut, Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Profesor Zainuddin, mengatakan orang-orang yang menuding Gus Yaqut membandingan azan dengan lolongan anjing jelas mengada-ada.

"Siapapun dari kalangan muslim paham bahwa azan merupakan tanda waktu masuk shalat dan menyerukan sesama umat Islam untuk melaksanakan shalat, baik berjamaah maupun sendiri-sendiri," demikian Zainuddin berpendapat.

Baca Juga: Bela Gus Yaqut, Abu Janda Sebut Isu Azan dan Gonggongan Anjing Digoreng Musuh Politik Sang Menteri

"Terkait dengan anggapan bahwa Menag telah membandingkan suara azan dengan gonggongan anjing itu terlalu jauh memaknainya, bahkan terkesan mengada-ada, karena yang beliau maksud jauh dari makna substantif itu," katanya dalam tulisan yang dibagikan ke komunitas jurnalis dan media.

Surat Edaran (SE) Menteri Agama, kata dia, sesungguhnya hendak meneguhkan kembali bahwa kementerian agama yang memiliki bidang garap pembinaan umat beragama ini memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan kehidupan yang harmonis antar umat beragama dalam masyarakat yang majmuk ini.

"Nah tentu kementerian agama memiliki tanggung jawab khusus dalam mensukseskan dua program besar ini yaitu, revolusi mental dan moderasi beragama," katanya.

Dalam tulisannya, Zainuddin menyebut jika kemudian diterbitkan surat edaran (SE) untuk mengatur penggunaan pengeras suara di masjid atau mushalla ini sesungguhnya merupakan salah satu saja dari implementasi mewujudkan misi ketertiban dan ketenangan dalam kehidupan bermasyarakat yang senyatanya plural ditinjau dari berbagai aspeknya, termasuk kehidupan beragama.

Di akhir tulisannya, Zainuddin juga mengutarakan bahwa seusai dilantik di istana oleh presiden, Menag sudah berkomitmen untuk melakukan tiga program penting yaitu; pertama, akan menempatkan agama sebagai inspirasi bukan aspirasi, tidak menjadikan agama sebagai alat politik (depolitisasi agama). Agama harus memberi nilai kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca Juga: Pernyataan Menag Yaqut Soal Suara Adzan Bikin Gaduh, MUI: Jangan Terprovokasi, Banyak Golongan Ingin Pecah Belah Umat

Kedua, akan memelihara persaaudaraan multi aspek yaitu: ukhuwwah islamiyyah, ukhuwwah wathaniyyah, dan ukhuwwah basyariyyah. Ketiga, akan memajukan pendidikan agama dan pondok pesantren.

Load More