Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Kamis, 17 Februari 2022 | 19:18 WIB
Bendera merah penanda risiko tinggi penyebaran Covid-19 terpasang di RW 04 Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, Kamis (17/2/2022). [SuaraMalang.ID/Bob Bimantara Leander]

SuaraMalang.id - Bendera merah penanda risiko tinggi penyebaran Covid-19 terpasang di RW IV Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Terdapat 14 orang pasien terpapar virus di permukiman setempat.

Ketua Satgas Covid-19 RW 04 Kelurahan Tlogomas,  Hary Suswanto mengatakan, kasus Covid-19 di wilayahnya ini bukan karena warga tidak taat protokol kesehatan (prokes). Namun, karena warganya mempunyai kesadaran diri untuk lakukan tes swab.

"Warga sini RW 04 orangnya patuh terhadap prokes taat aturan juga. Ketika dia merasa batuk pilek, langsung memiliki keinginan untuk tes PCR. Sehingga terdeteksi dini. Sehingga diketahui mana letak klasternya dan perawatannya bagaimana," ujarnya, Kamis (17/2/2022).

Hary mengatakan, banyaknya kasus Covid-19 di RW 04 ini berasal dari klaster perguruan tinggi dan sekolah. Sebab, banyak warga RW 04 yang bekerja sebagai dosen atau guru. Selain itu juga ada rumah indekos yang dihuni mahasiswa. 

Baca Juga: Pemkot Malang Buka Fasilitas Isolasi Terpusat Pasien COVID-19 di Gedung SKB

"Kami ada beberapa dosen, guru, dan anak-anak. Jadi klasternya lebih ke perguruan tinggia, anak sekolah, dan ada kos-kosan. Jadi bukan dari wilayah ini tapi dari luar begitu," tutur dia.

Sebanyak 14 pasien Covid-19 itu mayoritas bergejala ringan, seperti batuk dan pilek. Untuk itu, belasan pasien melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing.

"Hanya ada satu yang dirawat di RSI Unisma karena komorbid punya hipertensi," tutur dia.

Para warga yang melakukan isoman itu, kata Hary, juga dilakukan pemantauan oleh Satgas Covid-19 RW 04. Hary sudah berkoordinasi dengan Puskesmas setempat untuk keperluan obat-obatan.

"Dan kami juga dari kelurahan diberi bantuan masker, oxymeter dan sebagainya untuk perawatan warga kami," imbuhnya.

Baca Juga: Viral Spanduk Malang Tolerant City Not Halal City di Balai Kota Malang Tuai Perdebatan Warganet hingga Trending Twitter

Hary pun menyebut, warganya disarankan untuk melakukan isoman selama 10 hari. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa keadaan warganya benar-benar sembuh dari Covid-19.

"Secara teori kan hari kelima kecenderungannya baik dan saya sarankan PCR tapi takutnya buang biaya kalau gak negatif kan, jadi hari ke 11 saja untuk benar-benar sembuhnya melalui tes PCR," kata dia.

Sementara itu, untuk mengantisipasi semakin meluasnya penyebaran Covid-19 di wilayah RW 04, Hary hanya bisa menganjurkan warganya untuk tetap waspada saat beraktivitas di luar rumah. Dia menginginkan warga tidak meremehkan virus Corona.

"Yang perlu kami khawatirkan kan di sarana umum seperti masjid karena masjid mungkin seperti tidak ada Covid-19, saya ingatkan kepada takmirnya untuk jaga shafnya dan prokes di dalam mashid. Dan setiap kegiatan di RW sini saya foto," tutur dia.

Sementara itu, di RW 04 sendiri terdapat sekitar 200 kepala keluarga dan terdiri dari sekitar 600 jiwa. Dari sekitar 600 jiwa itu, Hary menyebut, warganya sudah sekitar 90 persen mendapat vaksin Covid-19 dosis kedua.

"Dan sisanya belum itu karena sudah tua dan punya komorbid. Jadi kalau saya bisa katakan klaster itu bukan dari sini tapi dari luar," tutup dia.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Husnul Muarif menjelaskan bahwa saat ini kasus Covid-19 Kota Malang memang meningkat.

Dijelaskannya, per Rabu (16/2/2022) terdapat tambahan 624 kasus Covid-19. Mayoritas pasien menjalani isolasi mandiri.

"Karena gejalanya ringan," ujarnya.

Kontributor : Bob Bimantara Leander

Load More