SuaraMalang.id - Permasalahan sampah di sejumlah titik lokasi pengungsian erupsi Gunung Semeru direspon cepat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. DLH telah membentuk Tim Unit Reaksi Cepat (URC).
Kepala DLH Lumajang, Yuli Harismawati mengatakan, penanganan sampah memang bersifat kondisional, sehingga kalau di kontainer dilakukan dua hari sekali, teapi untuk yang lain pihaknya pun bersifat kondisional bisa dilakukan setiap hari atau bisa dua kali sehari.
"Hal itu dilakukan karena memang ada titik-titik lain yang harus ditangani secara cepat terkait penanganan sampahnya," katanya, seperti diberitakan Antara, Jumat (10/12/2021).
"Penyisiran sampah dilakukan setiap hari di berbagai titik posko pengungsian di Kecamatan Candipuro maupun beberapa titik di Kecamatan Pasirian," sambungnya.
DLH Lumajang, lanjut dia, juga telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Malang terkait penanganan sampah di berbagai titik pengungsian di Kecamatan Pronojiwo. Sebab, kecamatan setempat akses terputus akibat ambruknya Jembatan Perak atau Gladak Perak.
"Penanganan dan pengangkutan sampah di titik-titik pengungsian Kecamatan Pronojiwo sudah berkoordinasi dengan DLH Kabupaten Malang, dan alhamdulillah mereka siap untuk membantu," katanya.
DLH Lumajang mengapresiasi kesigapan para relawan penanggulangan bencana melakukan penanganan sampah di beberapa posko pengungsian warga terdampak erupsi Semeru.
"Alhamdulillah mulai kemarin kami dibantu oleh teman-teman relawan yang membantu kami mengangkut sampah dengan kendaraan pikap ke TPA Lempeni," ujarnya.
Sebelumnya beberapa waktu lalu tumpukan sampah menjadi persoalan tersendiri di posko-posko pengungsian seperti yang terlihat di depan tempat pengungsian warga terdampak bencana awan panas guguran Gunung Semeru, tepatnya di Posko Pengungsian Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Supiturang, Kabupaten Lumajang.
Baca Juga: Perlancar Kendaraan Bantuan, Mobil Tak Berkepentingan Jangan Mendekat Area Erupsi Semeru
Pihak koordinator posko pengungsian juga berharap sampah-sampah tersebut diambil secara rutin, agar posko terjaga kebersihannya dan tidak menimbulkan bau tidak sedap di sekitar pengungsian.
Sementara, berdasar data BNPB per Rabu (8/12/2021), jumlah pengungsi atau penyintas bencana erupsi Semeru mencapai 6.022 jiwa yang tersebar di 115 titik pos pengungsian.
Sementara, korban jiwa tercatat 43 korban meninggal. Sejumlah 12 orang dilaporkan hilang.
Sumber: Antara
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Akses Jalan Malang-Lumajang Ditutup Usai Erupsi Gunung Semeru, Ini Penjelasan Polisi
-
BRI Pimpin Sindikasi Rp5,2 Triliun untuk SSMS, Perkuat Dukungan pada Sektor Agribisnis Nasional
-
BRI Sabet Penghargaan ASRA 2025 untuk Laporan Keberlanjutan Terbaik
-
BRI Hadirkan RVM di KOPLING 2025 Lewat Program Yok Kita Gas
-
Berpartisipasi dalam PRABU Expo 2025, BRI Perkuat Ekosistem Ekonomi Kerakyatan Modern