Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Jum'at, 10 Desember 2021 | 16:35 WIB
Tumpukan sampah terlihat di depan Posko Pengungsian yang ada di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (9/12/2021). [ANTARA/Vicki Febrianto]

SuaraMalang.id - Permasalahan sampah di sejumlah titik lokasi pengungsian erupsi Gunung Semeru direspon cepat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. DLH telah membentuk Tim Unit Reaksi Cepat (URC).

Kepala DLH Lumajang, Yuli Harismawati mengatakan, penanganan sampah memang bersifat kondisional, sehingga kalau di kontainer dilakukan dua hari sekali, teapi untuk yang lain pihaknya pun bersifat kondisional bisa dilakukan setiap hari atau bisa dua kali sehari.

"Hal itu dilakukan karena memang ada titik-titik lain yang harus ditangani secara cepat terkait penanganan sampahnya," katanya, seperti diberitakan Antara, Jumat (10/12/2021).

"Penyisiran sampah dilakukan setiap hari di berbagai titik posko pengungsian di Kecamatan Candipuro maupun beberapa titik di Kecamatan Pasirian," sambungnya.

Baca Juga: Perlancar Kendaraan Bantuan, Mobil Tak Berkepentingan Jangan Mendekat Area Erupsi Semeru

DLH Lumajang, lanjut dia, juga telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Malang terkait penanganan sampah di berbagai titik pengungsian di Kecamatan Pronojiwo. Sebab, kecamatan setempat akses terputus akibat ambruknya Jembatan Perak atau Gladak Perak.

"Penanganan dan pengangkutan sampah di titik-titik pengungsian Kecamatan Pronojiwo sudah berkoordinasi dengan DLH Kabupaten Malang, dan alhamdulillah mereka siap untuk membantu," katanya.

DLH Lumajang mengapresiasi kesigapan para relawan penanggulangan bencana melakukan penanganan sampah di beberapa posko pengungsian warga terdampak erupsi Semeru.

"Alhamdulillah mulai kemarin kami dibantu oleh teman-teman relawan yang membantu kami mengangkut sampah dengan kendaraan pikap ke TPA Lempeni," ujarnya.

Sebelumnya beberapa waktu lalu tumpukan sampah menjadi persoalan tersendiri di posko-posko pengungsian seperti yang terlihat di depan tempat pengungsian warga terdampak bencana awan panas guguran Gunung Semeru, tepatnya di Posko Pengungsian Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Supiturang, Kabupaten Lumajang.

Baca Juga: Dear Donatur Bencana Erupsi Semeru, Jangan Kirim Bantuan Baju Bekas Tak Layak Pakai

Pihak koordinator posko pengungsian juga berharap sampah-sampah tersebut diambil secara rutin, agar posko terjaga kebersihannya dan tidak menimbulkan bau tidak sedap di sekitar pengungsian. 

Sementara, berdasar data BNPB per Rabu (8/12/2021), jumlah pengungsi atau penyintas bencana erupsi Semeru mencapai 6.022 jiwa yang tersebar di 115 titik pos pengungsian.

Sementara, korban jiwa tercatat 43 korban meninggal. Sejumlah 12 orang dilaporkan hilang.

Sumber: Antara

Load More