Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Rabu, 13 Oktober 2021 | 21:15 WIB
Ilustrasi Vaksin Covid

SuaraMalang.id - Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur kehabisan stok Vaksin Sinovac. Kekosongan ini sudah terjadi selama 4 hari terakhir.

Hal tersebut terjadi lantaran tingginya antrean permintaan vaksin warga. Demikian dikatakan Penanggung jawab vaksin di Dinas Kesehatan Sumenep, Imam Muttaqin.

Ia menjelaskan, sebenarnya masih ada stok vaksin AstraZeneca dan Moderna. Namun masyarakat Sumenep lebih suka divaksin menggunakan Sinovac dibanding yang lain.

Karena itu, yang bisa dilakukan saat ini adalah relokasi vaksin dari satu Puskesmas ke Puskesmas lainnya.

Baca Juga: Soto Campor Khas Sumenep Madura, Begini Resep dan Cara Bikinnya

"Kalau ada Puskesmas yang membutuhkan vaksin, maka akan diambilkan dari Puskesmas lain yang stok vaksinnya masih ada. Pinjam dululah istilahnya," kata Imam, seperti dikutip dari beritajatim.com, jejaring media suara.com, Rabu (13/10/2021).

Ia menjelaskan, stok vaksin di Dinas Kesehatan untuk Sinovac sudah kosong. Ini karena jumlah masyarakat yang berminat untuk vaksinasi sinovac melonjak tajam.

"Animo masyarakat luar biasa. 1 hari bisa mencapai 10.000 orang yang divaksin," katanya menegaskan.

Kasus serupa ini pernah terjadi pada akhir September 2021. Kala itu bahkan seluruh Puskesmas kehabisan stok vaksin.

"Akhirnya kami pinjam stok vaksin ke kabupaten lain yang stoknya masih banyak. Waktu itu ke Sampang. Tapi Alhamdulillah tidak lama kemudian ada dropping vaksin dari pusat sebanyak 150.000 dosis," paparnya.

Baca Juga: Alamak! Oknum PNS Sumenep Nyambi Bisnis Narkoba

Untuk itu, lanjut Imam, pihaknya tengah mengajukan permohonan tambahan vaksin Sinovac ke Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Karena berdasarkan surat yang diterima Dinkes Sumenep, dari Kemenkes akan mengirimkan stok 6.800 vial.

"Sumenep inginnya ada percepatan vaksinasi. Bahkan Pak Bupati, Pak Kapolres, dan Pak Dandim mentargetkan setiap hari ada 17.000 warga yang divaksin," ujarnya.

Kalau dari Kemenkes tambahannya hanya 6.800, ini sangat jauh dari kebutuhan. Karena itu, kami mengajukan tambahan lagi ke Dinkes Jawa Timur," ujarnya menegaskan.

Load More