SuaraMalang.id - Keberadaan tambak udang di sepanjang pesisir Pantai Selatan di Kabupaten Jember, Jawa Timur ditertibkan. Bahkan penggelola yang kedapatan melanggar ketentuan diminta segera bongkar tambak tersebut.
"Ada salah satu tambak udang yang menabrak garis sempadan pantai sehingga saya meminta pemilik tambak untuk menghentikan operasinya dan membongkar tambak udangnya yang melebihi garis sempadan," kata Bupati Jember Hendy Siswanto mengutip dari Antara, Senin (27/9/2021).
Dalam sidak itu, Bupati Jember turut didampingi Wakil Bupati Jember M. Balya Firjaun dan sejumlah perangkat daerah.
Rombongan meninjau langsung beberapa tambak udang di sepanjang pesisir pantai Desa Kepanjen, Kecamatan Gumukmas, pada Minggu (26/9/2021).
Baca Juga: BPK Temukan 1.361 Kasus di Pemkab Jember, Kerugiannya Mencapai Rp 200 Miliar Lebih
"Inspeksi mendadak kali ini merupakan tindak lanjut dari keluhan para nelayan yang disampaikan kepada kami beberapa waktu yang lalu dan kami sudah mengecek empat perusahaan tambak," tuturnya.
Bupati Hendy menjelaskan, seluruh dokumen-dokumennya pengelolaan tambak dicek. Selain itu juga mengecek instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang dikeluhkan nelayan, sehingga pihaknya akan menentukan kebijakan ke depan.
"Kami evaluasi, yang salah kita arahkan untuk memperbaiki kesalahannya apa, yang penting adil dan tidak ada salah satu yang dikorbankan baik nelayan, warga sekitar maupun para pengusaha tambak," katanya.
Untuk urusan IPAL, Pemkab Jember akan menerjunkan tim ahli IPAL yang sudah bersertifikasi sehingga, bisa menentukan kesalahannya dimana dan bisa dipertanggungjawabkan.
Sebelumnya, nelayan dan warga yang merupakan perwakilan Kelompok Perjuangan Masyarakat Kepanjen mengadukan persoalan limbah tambak udang yang diduga mencemari lingkungan.
Baca Juga: Sidang Kasus Pencabulan Dosen Unej, Psikolog Ungkap Korban Trauma Berat
Beberapa keluhan yang disampaikan warga dan nelayan seperti limbah yang dihasilkan dari tambak tersebut berdampak pada rusaknya tanaman pertanian warga dan uap merusak lingkungan warga, serta limbah yang dibuang ke laut merusak ekosistem biota laut yang berdampak pada hasil tangkapan nelayan.
"Lahan rusak, tanaman cabai, pepaya dan semangka tidak bisa dipanen. Rusak karena kena uap dan kincir itu," kata salah satu perwakilan warga Setyo Ramires. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Berapa Biaya Pembuatan QRIS?
Pilihan
-
Bimo Wijayanto Dipilih Prabowo Jadi Bos Pajak Baru, Sri Mulyani: Yang Tabah Pak Suryo!
-
Sah! Sri Mulyani Lantik Bimo Wijayanto dan Djaka Budi Utama jadi Bos Pajak dan Bea Cukai
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Punya Hubungan Dekat dengan Bintang Barcelona
-
Cerita Simon Tahamata Terlibat Skandal Match-Fixing: Titik Terendah Karier Saya
-
Panduan dan Petunjuk Pembentukan Koperasi Merah Putih: Tahapan, Usaha, Serta Pengurus
Terkini
-
Warga Dau Malang Dihebohkan dengan Kasus Dugaan Penculikan Anak
-
6 Link DANA Kaget Malam Ini Senilai Ro 688 Ribu, Siapa Cepat Dia Dapat
-
Ayo Cepat, Ada DANA Kaget Masih Utuh Jangan Sampai Lupa Klaim
-
Waspada Bahaya Tersembunyi di Balik Masifnya Proyek Vila di Lereng Pegunungan Kota Batu
-
Nongkrong Bareng Berujung Maut, Pria di Malang Tewas Ditikam Teman Sendiri