Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Selasa, 21 September 2021 | 21:25 WIB
Ibu hamil ditandu melewati jurang di Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo, Jember. [tangkapan layar]

SuaraMalang.id - Beredar viral video proses evakuasi ibu hamil dari dusun terisolasi di Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember. Ada dua ibu hamil yang dievakuasi, namun seorang diantaranya dilaporkan meninggal dunia.

Dalam video tersebut, tampak ibu hamil ditandu sejumlah warga melewati jurang. Meski tidak terlalu curam, proses evakuasi dilakukan dengan sangat hati-hati.

Pj Kades Mulyorejo, Dedeh Sugianto membenarkan video evakuasi ibu hamil tersebut. Dijelaskannya, ada dua video merekam dua ibu hamil yang berbeda.

“Video pertama, itu terjadi Selasa (21/09) pagi tadi, sekitar jam 8 pagi. Beliau adalah warga Dusun Baban Tengah, atas nama Rosida Sari,” ujar Dedeh saat dikonfirmasi, pada Selasa (21/9/2021) malam.

Baca Juga: Duh! Terciduk Selingkuh dengan Sepupu di Kamar, Jawaban Suami Bikin Gregetan

Rosida harus ditandu oleh belasan pria karena jembatan penghubung antara rumahnya dengan jalan utama menuju puskesmas tidak bisa dilewati.

“Jadi jembatan yang melewati perkebunan itu sedang direnovasi sejak empat hari yang lalu. Sebenarnya ada jalan alternatif, tetapi juga rusak karena terkena hujan,” papar Dedeh.

Beruntung, nyawa Rosida berhasil tertolong dan melahirkan bayi laki-laki dalam kondisi sehat. Namun, tidak demikian dengan ibu hamil pada video kedua.

“Saya kurang tahu namanya, dia warga Dusun Baban Timur. Peristiwanya hari Senin (20/09) kemarin,” jelas Dedeh.

Selain berada di lereng gunung, Dusun Baban Timur selama ini nyaris terisolasi karena akses jalan yang sulit untuk ditempuh. Hanya motor dengan kondisi khusus seperti motor off road yang bisa melewati jalanan di Dusun Baban Timur.

Baca Juga: Viral Wanita Neduh Hindari Hujan Padahal Bemobil, Warganet: Pamer dengan Gaya

“Jangankan mobil, motor biasa saja susah tembus,” tutur Dedeh.

Karenanya, bidan desa setempat sudah menyarankan sejak beberapa hari sebelumnya. Yakni agar ibu hamil sudah berada di puskesmas sebelum ada tanda-tanda akan melahirkan. Atau beberapa hari sebelum hari perkiraan lahir (HPL). Sayang, saran tersebut tidak diindahkan.

“Entah karena jauh dari rumah. Atau karena takut corona, namanya juga orang awam,” papar Dedeh.

Hingga saat melahirkan, ibu hamil tersebut mengalami kesulitan karena ari-arinya tertinggal di dalam janin. Dalam kondisi kritis, ibu tersebut akhirnya dilarikan ke puskesmas.

“Nyawa ibu hamil itu tidak tertolong karena terlalu lama di bawa ke puskesmas. Sedangkan bayinya selamat,” pungkas Dedeh.

Kontributor : Adi Permana

Load More