SuaraMalang.id - Sosok KH Masjkur resmi menyandang Pahlawan Nasional pada November 2019 silam. Andil Kiai Masjkur dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia salah satunya pada momentum perang 10 November 1945 di Surabaya.
"Saat pecah peperangan di Surabaya pada 10 November 1945, KH Masjkur satu hari sebelumnya (9 November 1945) telah mengirimkan laskar-laskar dari Malang," kata KH M Tholchah Hasan mengutip dari NU Online.
KH Masjkur adalah Komandan Tertinggi Laskar Sabilillah. Ia berperan dalam mengkonsolidasi kalangan ulama-ulama pesantren. Masjkur bersama KH Zainul Arifin juga terlibat memimpin Laskar Hizbullah mengkoordinir pejuang dari kalangan santri-santri muda.
Sementara, H Choirul Anam menyebutkan, bahwa KH Masjkur sebagai Komandan Laskar Sabilillah sering mengikuti rapat-rapat di kantor Nahdlatul Ulama (NU) Bubutan.
Ulama asal Malang KH Masjkur adalah perintis dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Tercatat, KH Masjkur memimpin pasukan Sabilillah dalam perjuangan mempertahakan kemerdekaan.
Periode perjuangan kemerdekaan bagi kalagan pesantren memiliki arti yang sangat mendalam. Pesantren menjadi bagian dari simpul-simpul perlawanan terhadap segala bentuk penjajahan yang ada, mulai terlibat dalam perjuangan fisik hingga mengisi kemerdekaan.
“Dalam sejarah tersebut, perlu dicatat seorang ulama asal dari Singosari Malang bernama KH Masjkur,” kata Ketua Tim Pengusul dan Peneliti Gelar Daerah (TP2GD) Kota Malang, Jawa Timur Prof KH Kasuwi Saiban.
Maka, lanjut Kasuwi, tak berlebihan jika KH Masjkur disebut sebagai ulama yang merintis, memperjuangkan, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia. Sebagai orang yang merintis kemerdekaan, KH Masjkur turut melakukan perlawanan terhadap penjajahan dengan sikap non-kooperasi serta menyiapkan generasi-generasi muda saat itu melalui lembaga pendidikan yang diberi nama Misbahul Wathan atau Pelita Tanah Air yang selanjutnya atas saran dari KH Abdul Wahab Chasbullah diubah menjadi (sekarang Yayasan Al-Ma’arif Singosari).
Sebagai pejuang, lanjut kasuwi, KH Masjkur terlibat secara langsung dalam upaya-upaya untuk memperjuangkan kemerdekaan baik di bidang politik maupun militer. Pada periode ini, KH Masjkur mulai dikenal secara luas sebagai tokoh muda yang diperhitungkan dalam peranannya sebagai Cuo Sangi-Kai Malang Syu’, anggota MIAI (Majelis Islam A’la Indonesia) yang kemudian berubah menjadi Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia), pendiri Pembela Tanah Air (PETA) dan Laskar Sabilillah dan Hizbullah, dan Dokuritsu Junbi Coosakai (BPUPK - PPKI), serta dalam pendidikan militer di Cibarusa, Bogor.
Sebagai tokoh yang mempertahankan kemerdekaan, KH Masjkur terlibat langsung dalam upaya-upaya mempertahankan kemerdekaan terutama dari kekacauan yang dilakukan oleh gerombolan bersenjata setelah proklamasi kemerdekaan seperti pada saat terjadinya Agresi Militer Belanda I tahun 1947 dan Agresi Militer Belanda II tahun 1948-1949.
“Serta, kekacauan-kekacauan lainnya yang dilakukan oleh pemberontak,” tutur Kasuwi.
Berikut riwayat singkat KH Masjkur mengutip kemsos.go.id :
- Masjkur merupakan ulama pejuang yang menjadi pahlawan pejuang kemerdekaan yang berasal dari Malang Jawa Timur.
- Aktivitas organisasi Masjkur diawali dengan masuk ke study club Taswirul Afkar di Surabaya yang didirikan oleh KH. Wahab Hasbullah dan K.H. Mas Mansur.
- Reputasinya sebagai anggota NU, membuatnya pada masa pendudukan Jepang, Masjkur ditunjuk menjadi salah satu tokoh yang pelatihan kepemimpinan ulama di Cisarua.
- Para ulama pada tahun 1943 mengusulkan kepada pemerintah militer Jepang agar umat Islam diberi kesempatan untuk ikut membela tanah air dengan dibentuk lascar khusus.
- Menjelang Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, Masjkur diangkat menjadi anggota Dokuritsyu Junbi Iin Kai (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Dewan ini bersidang mulai tanggal 18-22 Agustus 1945 yang menghasilkan pengesahan UUD 1945.
- Aktivitas beliau berlanjut menjadi anggota PPKI hingga diangkat menjadi menteri agama pada cabinet Amir Syarifudin.
- Kemelut politik yang terjadi di tingkat nasional dan bergantinya kabinet-kabinet be dalam waktu singkat, membuat Presiden mengambil kebijakan bahwa negara dalam keadaan darurat, sehingga Presiden membentuk Dewan Pertahanan Negara yang anggotanya terdiri dari sejumlah menteri dan pimpinan partai. Masjkur menjadi salah satu anggota Dewan Pertahanan Negara yang mewakili Partai Masyumi.
- K.H. Masjkur adalah salah seorang menteri yang lolos dari penangkapan Belanda. Ketika tentara hendak menangkapnya di rumah Terban Taman, K.H. Masjkur berhasil lolos lewat pintu belakang membawa puteranya Saiful Islam yang masih kecil, dan pergi meninggalkan Yogyakarta.
- Masjkur tidak terpikir bahwa ia sedang mengawali suatu perang gerilya yang berlangsung selama 7 bulan. Masjkur bergerilya, ke timur, sampai Ponorogo, Trenggalek (Kec. Gandusari, Kec. Dongko, Kawedanan Panggul), bergabung dengan Panglima Besar Jenderal Soedirman. Pertemuan itu sering dilukiskan sebagai pertemuan dua panglima, Masjkur sebagai panglima Hizbullah/Sabilillah, dan Soedirman sebagai Panglima TNI.
- Selama bergerilya banyak kegiatan yang dilakukannya, antara lain memberikan dorongan dan semangat kepada rakyat untuk terus berjuang melawan Belanda mempertahankan kemerdekaan, kemudian melakukan konsolidasi jajaran Departemen Agama dan membuat kebijakan-kebijakan yang perlu dilaksanakan oleh aparatnya. Selama perang gerilya itu Masjkur menjalankan fungsi sebagai Menteri Agama PDRI Komisariat Jawa. Moto yang mendorong keberanian K.H. Masjkur terjun di bidang militer adalah `Isy kariman au mut syahidan (Hidup mulia atau mati syahid) Moto itu pula yang ditanamkan kepada para pejuang yang bernaung di bawah panji-panji Islam.
Berita Terkait
-
16 Tokoh Bakal Sabet Gelar Pahlawan Nasional dari Prabowo, Siapa Saja Nama-namanya?
-
Sederet Sumber Kekayaan Vicky Prasetyo, Tak Heran Berani Maju Calon Bupati Pemalang
-
Persiapan Matang, KPU Kota Malang Gelar Simulasi untuk Kelancaran Pilkada
-
Sultan Andara vs Crazy Rich Malang, Adab Raffi Ahmad ke Rumah Rp60 M Momo Geisha Jadi Omongan
-
Profil Margono Djojohadikoesoemo: Kakek Prabowo Dicalonkan Jadi Pahlawan Nasional
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Meutya Hafid Copot Prabu Revolusi, Tunjuk Molly Prabawaty Jadi Plt Dirjen Kementerian Komdigi
- Ragnar Oratmangoen ke Media Belanda: Mimpi ke Piala Dunia itu...
- Segini Kekayaan Prabu Revolusi: Dicopot Meutya Hafid dari Komdigi, Ternyata Komisaris Kilang Pertamina
- dr. Oky Pratama Dituding Berkhianat, Nikita Mirzani: Lepasin Aja...
Pilihan
-
Bagaimana Jika Bumi Tidak Memiliki Atmosfer?
-
Dirut Baru Garuda Langsung Manut Prabowo! Harga Tiket Pesawat Resmi Turun
-
Pandji Pragiwaksono Sindir Sembako 'Bantuan Wapres Gibran' Pencitraan: Malah Branding Sendirian
-
Bansos Beras Berlanjut Hingga 2025, Siapa Saja yang Dapat?
-
Review Jelly Master, Game Mukbang Gratis yang Menggemaskan
Terkini
-
Arema FC Diterpa Kabar Buruk Jelang Laga Melawan Persita Tangerang
-
Respons Kris Dayanti Setelah Tahu Hasil Hitung Cepat Pilwali Kota Batu
-
Malang Selatan Diterjang Banjir, Puluhan Rumah Terendam
-
Hasil Hitung Cepat Pilkada 2024 di Malang Raya
-
Gumelar Beri Instruksi Penting untuk Pendukungnya: Kawal Perolehan Suara