SuaraMalang.id - Pedagang pasar tradisional di Kota Kediri, Jawa Timur, memanfaatkan layanan pesan daring selama masa PPKM.
Para pedagang pasar tradisional di Kediri memilih memanfaatkan layanan daring untuk mengurangi kerumunan di masa PPKM.
"Saya buka layanan daring untuk menyiasati pemasukan agar tetap jalan. Karena jualan sayur, saya berusaha untuk bisa menjual semua sebelum sayurannya busuk," kata Anik, salah seorang pedagang sayur di Pasar Setono Betek, Kota Kediri, Jumat (23/7/2021) dilansir dari ANTARA.
Ia mengakui jam untuk berjualan di pasar kini dibatasi hingga pukul 20.00 WIB.
Padahal, biasanya dirinya bisa berjualan di atas jam tersebut karena pelanggan banyak membeli beragam kebutuhan.
Namun, dirinya tetap mematuhi aturan dari pemerintah, sehingga agar barang yang dijual cepat habis, maka membuka layanan daring.
Dirinya membuat banner yang berisikan nama toko serta nomor telepon yang bisa dihubungi. Dengan itu, pelanggan akan bisa menghubunginya sesuai dengan jam operasional di pasar.
Anik menerima pesanan untuk pelanggan Kota Kediri dan sekitarnya. Pesanan akan diantar oleh kurir khusus yang disiapkan. Untuk pembayaran biasanya dikirim lewat transfer.
Selain Anik, terdapat pedagang lain yang memanfaatkan layanan daring. Mereka memasang banner yang bertuliskan toko dan nomor telepon sehingga lebih cepat menghubungi.
Baca Juga: Ada Warga Tolak Tracing, Wali Kota Kediri: Jangan Takut
Direktur PD Pasar M. Ihwan Yusuf mengakui saat ini sejumlah pedagang di Pasar Setono Betek dan Pasar Bandar, Kota Kediri, mulai memanfaatkan layanan daring untuk menjual produk/dagangan.
Ia mengakui cara ini adalah solusi yang terbaik mengingat saat ini masih pandemi COVID-19 dan diberlakukan PPKM.
Dengan demikian pelanggan bisa tetap terpenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan belanja daring, sedangkan penjual tetap bisa beraktivitas jual beli seperti hari biasa.
"Kemajuan teknologi saat ini menjadi solusi bagi pedagang pasar, terutama pada lapak pakaian. Kami mendorong pedagang lain untuk mencoba berjualan daring," kata Ihwan.
Pemkot Kediri sebelumnya telah membuat layanan "Bi Imah" (Belanja Instan dari Rumah). Program ini memberi kemudahan para pedagang untuk memanfaatkan layanan daring.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar sebelumnya mengungkapkan bahwa dengan layanan "Bi Imah" sebagai salah satu upaya untuk mencegah panic buying. Selain itu, warga Kota Kediri tidak perlu keluar rumah untuk berbelanja. (ANTARA)
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
BRI Dorong Desa BRILiaN Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru Indonesia
-
DANA Kaget SPESIAL Untuk Beli Makan Siang Menantimu, Siapa Cepat Dia Dapat
-
KUR BRI 2025: Rp130 Triliun Disalurkan, Fokus Sektor Produksi dan Pertanian
-
HUT ke-130 BRI: 130 Tahun Melayani dan Memberdayakan Indonesia
-
Dana Kaget Sesi Sore, Ada Saldo Rp 189 Ribu Untuk Bekal Malam Minggu