Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Kamis, 01 Juli 2021 | 11:37 WIB
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menenangkan ibu korban tragedi KMP Yunicee yang tenggelam di Selat Bali. [Foto: beritajatim.com]

SuaraMalang.id - Duka menyelimuti pasangan suami istri di Kabupaten Banyuwangi, Hariyanto dan Istiana, lantaran putrinya turut jadi korban tragedi KMP Yunicee tenggelam di Selat Bali, pada Selasa (29/6/2021) lalu.

Korban diketahui bekerja sebagai pegawai penjaga tiket di Pelabuhan Gilimanuk. Kala itu, korban menumpang kapal KMP Yunicee untuk berangkat bekerja. Nahas, menjelang tiba di pelabuhan, kapal pabrikan 1992 itu tenggelam diduga terseret gelombang.

Istiana tak menyangka, momen bersama putri sulungnya itu, saat mengantar lomba paduan suara menjadi pertemuan terakhir.

“Dia selesai mengantarkan saya lomba paduan suara PKK. Tak seperti biasanya, dia mencium saya beberapa kali sambil memberi semangat,” tuturnya dikutip dari beritajatim.com --jejaring media suara.com, Kamis (1/7/2021).

Baca Juga: Bukan Kapal Baru, Ahli ITS: KMP Yunicee Kelihatan Tua dan Kurang Terawat

Istiana kemudian menanyakan maksud dari sikap putrinya itu, lantaran tak seperti biasa.

“Tidak apa-apa, Bu. Aku sayang ibu, ayah dan adik-adik. Rawat mereka ya, Bu,” ujarnya menirukan.

Selama hidupnya, korban dikenal sebagai pribadi yang baik. Selain berbakti kepada kedua orangtua juga mendedikasikan penghasilannya bekerja untuk membantu adik-adiknya yang masih sekolah. Beberapa hari sebelumnya, ia sempat mengutarakan keinginannya untuk berkurban.

“Dia ingin gajinya besok untuk bantu diberikan adiknya dan kurban (Idul Adha),” kenang Istiana.

Korban diketahui telah bekerja selama 6 tahun sebagai penjaga tiket di Pelabuhan Gilimanuk. Kala itu, Ia hendak menuju tempat kerja bersama enam orang kawannya.

Baca Juga: Sekeluarga Korban KMP Yunicee Tenggelam, Aurelia Selamat Tapi Bapak, Kakak dan Adik Hilang

Sementara, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang mengunjungi rumah duka terus menguatkan kedua orang tua korban KMP Yunicee.

“Yang sabar nggeh, Bu. Insya Allah beliau syahid karena berpulang saat akan berangkat kerja mencari nafkah,” ujar Ipuk.

“Saya yakin anak ibu adalah anak yang salihah, apalagi tadi beliau berniat untuk kurban saat Idul Adha nanti dari gaji yang didapatkan,” imbuh Ipuk sembari menenangkan ibunda korban.

Bupati Ipuk Fiestiandani menyampaikan duka mendalam atas kepergian salah seorang korban KMP Yunice di Desa Kabat, Kecamatan Kabat itu.

“Atas nama pemerintah daerah, kami mengucapkan duka yang mendalam atas musibah ini. Kami berdoa agar korban yang telah berpulang mendapat tempat termulia di sisi Allah SWT,” ujarnya.

Load More