Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Kamis, 03 Juni 2021 | 17:14 WIB
Puan Maharani dan Anies Baswedan dalam sebua momentum pertemuan [Foto: Hops.id]

SuaraMalang.id - Baru-baru ini beredar narasi menduetkan Anies Baswedan dengan Puan Maharani sebagai capres dan cawapres pada 2024 nanti? Merespons itu, pakar politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin menilai, kalau itu benar tentu merupakan duet menarik.

Sebab, kata dia, keduanya memiliki peluang untuk menyabet kursi tersebut. Akan tetapi, tentu mesti ada hitung-hitungan matang dalam hal kalkulasi peta kekuatan. Anies dan Puan sama-sama memiliki elektabilitas tinggi. Namun demikian, ada plus dan minusnya jika benar duet tersebut jadi.

"Ini tentu menarik. Bisa saja akan kalahkan rival-rivalnya. Cuma memang persoalannya adalah ketika elektabilitas akhirnya menjadi penting," kata Ujang, dikutip dari hops.id, jejaring media Suara.com, Kamis (03/06/2021).

Ujang mengomentari narasi duet Anies dan Puan ini dalam sebuah tayangan Youtube Tagar TV, Kamis 3 Juni 2021. Menurut dia, jika membaca poin plus dan minus dari pasangan Puan dan Anies, Ia melihat poin plus dari anak Megawati itu adalah pemilik partai.

Baca Juga: Penjelasan Anies Soal Aturan Sanksi Pelanggaran Lalu Lintas Pesepeda

Kemudian Anies yang dinarasikan akan mendampingi Puan tak punya partai, namun hanya mengandalkan elektabilitas yang tinggi. Nah, mestinya kandidat ini tentu saling mengisi. Di sisi lain, mesti dilihat pula, apakah komposisi ini akan kuat secara politik, atau bakal mudah dikalahkan lawan lain.

"Atau bahkan dibalik komposisinya, Anies capresnya, Puan cawapresnya. Tergantung publik merespon dua wacana ini. Akan semakin kuat kalau wacana ini terus didorong dari bawah, dari publik, seperti melihat track recordnya Puan sebagai Ketua DPR, dan Anies sebagai Gubernur," katanya.

Andaipun wacana duat ini tetap dipertahankan, PDIP disebut memiliki pekerjaan rumah selama 3 tahun ke depan untuk mendongkrak elektabilitas Puan, agar bisa bersanding dengan Anies. Sehingga dua-duanya memiliki elektabilitas yang kuat.

Sebaliknya, komposisi ini juga perlu diperhatikan. Sebab wacana ini muncul karena publik belum bisa melihat siapa lawan yang akan bersaing dengan Puan dan Anies. Jika tidak diperhitungkan, bisa-bisa justru akan berbahaya bagi mereka.

"Ini sebenarnya ada nilai plus dan minus saling mengisi. Sebenarnya akan menjadi kuat jika Puan didorong elektabiltasnya tinggi. Puan tinggi, Anies tinggi, jadi seimbang. Kalau cuma andalkan Anies, termasuk kemenangan PDIP di Pemilu lalu, agak berbahaya. Karena kita belum tahu lawannya siapa."

Baca Juga: Hasil Survei: Publik Puas Terhadap Jokowi, AHY Semakin Moncer

Yang pasti sejauh ini Anies memang sudah dilirik oleh beberapa partai untuk dimajukan dalam Pilpres 2024 mendatang. Sebut saja seperti PKS, dan Nasdem. Dan di satu sisi PDIP sudah memberi pagar kalau mereka tak akan berkoalisi dengan PKS.

Untuk Nasdem, peluang sangat terbuka bagi Anies untuk diusung. Sebab Anies dikenal dekat dengan Surya Paloh, si pimpinan partai. Dan Surya Paloh juga dikenal dekat dengan Jusuf Kalla.

"Saya yakin Anies bisa ke PKS, bisa ke Nasdem. Karena saya lihat ada kedekatan dia dengan Surya Paloh. Dan Surya Paloh juga dekat dengan JK sewaktu masih sama-sama di Golkar."

"Kalau JK ini kan king makernya Anies, waktu Anies jadi Rektor di Paramadina itu JK yang menjadikannya, gubernur juga, JK punya andil besar bagi Anies."

Load More