SuaraMalang.id - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Jember, Jawa Timur, menilai biang masalah konflik bentrokan antar pendekar di Jember salah satunya dipicu tugu perguruan silat.
Menurut dia, tugu itu menjadi salah satu faktor pemicu konflik di antara anggota perguruan silat. Sebab, tugu tersebut didirikan di tempat-tempat publik di Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Seakan-akan, kata dia, tempat publik tersebut menjadi milik salah satu organisasi. Contohnya sebuah tugu di lapangan yang tanpa seizin pemerintah daerah.
"Seakan-akan ini sudah dikuasai A. Padahal ini ruang publik milik masyarakat Jember yang ingin menikmati," kata Wakil Ketua PCNU Jember Ayub Junaidi, dikutip dari beritajatim.com, jejaring media SuaraMalang.id, Kamis (27/5/2021).
Baca Juga: Viral Iring-iringan Pemakaman 5 Jenazah Korban Laka Maut Rombongan Arisan Malang
"Kalau yang dipasangi rumahnya sendiri, monggo, silakan. PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) juga banyak yang saudara-suadara saya. Di PSHT juga banyak orang NU. Tapi kenapa bisa bertengkar, ini kan perlu dibedah bersama agar ini tidak terjadi lagi," kata Ayub.
Beberapa pekan terakhir, terjadi sejumlah aksi kekerasan yang dilakukan anggota perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) yang meresahkan warga. Ini menjadi perhatian Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jember.
Selain perwakilan NU, rapat diikuti Wakil Bupati Muhammad Balya Firjaun Barlaman, Ketua DPRD Jember Itqon Syauqi dan jajaran pimpinan dan Kepala Kepolisian Resor Jember Ajun Komisaris Besar Arif Rachman Arifin.
Kemudian hadir juga Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia Agus Supaat, Ketua Persaudaraan Setia Hati Terate Jono Wasinuddin, dan Ketua Perguruan Silat Pagar Nusa Fathurrozi.
Ayub mengingatkan, tempat umum tidak boleh seakan-akan dikuasai salah satu perguruan silat. "Kalau (tugu gapura) dipasang di tempat umum, akhirnya terjadi gesekan. Gapura ini dibongkar, dan akhirnya terjadi bentrokan. Oleh karena itu pemerintah daerah harus tegas: ini tempat publik, dilarang. Kan asal muasalnya dari situ biasanya," katanya.
Baca Juga: Heboh SMS Blast 'Warning' Tsunami Gempa Magnitudo 8.5 Pada 4 Juni di Jatim
Jono berharap agar PSHT tidak dilihat secara negatif saja. "Tolong dilihat pengabdian-pengabdian kami di Jember. Bakti sosial yang kami lakukan begitu banyaknya," katanya.
Berita Terkait
-
Picu 'Bencana' di Malang, Ini Aturan Penerbangan Balon Udara dan Sanksi Bagi yang Melanggar
-
7 Tempat Wisata di Malang, Liburan Seru Sambil Menikmati Udara Sejuk
-
Pembelaan Dewi Perssik Usai Dinyinyiri Gegara Kasih Beras 5 Kg dan Uang Rp 10 Ribu ke Warga Jember
-
Liburan Anti Bosan di Malang Skyland: Panduan Lengkap Harga Tiket dan Aktivitas
-
Lebaran Duluan! Umat Islam di Jember Salat Ied Hari Ini
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
Pilihan
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
-
Sosok Murdaya Poo, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Meninggal Dunia Hari Ini
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
Terkini
-
Warga Senang, Desa Wunut Bagikan THR dan Hadirkan Program Perlindungan Sosial
-
Habbie, UMKM Telon Aromatik Terbaik Siap Ekspansi Pasar Global Bersama BRI
-
4 Wisata di Kawasan Cangar Ditutup Usai Longsor yang Hempaskan 2 Mobil
-
BRI Raih Penghargaan Internasional Atas Prestasi Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Bertanggung Jawab
-
Petasan Lukai Pemiliknya di Malang, Korban Sampai Harus Dioperasi