Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Senin, 24 Mei 2021 | 14:05 WIB
Seorang wanita Palestina memasak sementara yang lain duduk di tengah puing-puing rumah mereka yang hancur oleh serangan udara Israel selama pertempuran Israel-Hamas di Gaza, Minggu (23/5/2021). ANTARAFOTO/REUTERS/Mohammed Salem/rwa.

SuaraMalang.id - Agresi militer Israel ke Yerusalem, Tapi Barat dan Jalur Gaza beberapa pekan terakhir ini mengakibatkan 8.500 warga sipil terluka. Sejumlah 277 warga dilaporkan tewas, termasuk 70 anak-anak dan 40 wanita.

Hal itu diungkap Menteri Kesehatan Palestina Mai Alkaila dalam konferensi persnya pada Minggu 23 Mei 2021, dilansir dari Antara, Senin (24/5/2012). Alkaila juga mengatakan, bahwa kementerian memantau ada 89 pelanggaran terhadap pusat perawatan dan kendaraan ambulans.

Pelanggaran yang dimaksud, lanjut dia, merupakan pelanggaran mencolok terhadap semua konvensi dan perjanjian internasional serta Konvensi Jenewa Keempat.

Ia menambahkan, bahwa ada dua orang dokter tewas di Jalur Gaza. Kemudian sejumlah staf medis terluka, termasuk seorang dokter dalam kondisi kritis.

Baca Juga: Galang Donasi, Fadil Jaidi Pengin ke Palestina

Pengeboman Israel, masih kata Menteri Alkaila, menargetkan berbagai pusat medis dan klinik, termasuk Rumah Sakit Beit Hanoun, Indonesia, dan al-Shifa.

Ia menegaskan, serangan membabi buta militer Israel dengan menargetkan warga sipil dan pusat medis bukti nyata pelanggaran.

Selain itu, lanjut dia, bangunan milik Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza juga hancur diserang Israel. Kemudian serangan terhadap paramedis di Masjid al-Aqsa, di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem, dan di Tepi Barat, adalah tambahan bukti pelanggaran yang dilakukan Israel.

Pelanggaran tersebut merupakan kejahatan perang dan dapat dihukum berdasarkan hukum internasional.

(Antara)

Baca Juga: Usai Gencatan Senjata, Israel Diduga Kembali Tangkap Warga Sipil Palestina

Load More