SuaraMalang.id - Ada dua nama oknum polisi terlibat dalam kasus penganiayaan jurnalis Tempo, Nur Hadi. Hal itu terungkap usai Polda Jatim memeriksa keterangan saksi kunci, Jumat (2/4/2021) lalu.
Koordinator Advokasi Aliansi Anti Kekerasan Terhadap Jurnalis, Fatkhul Khoir mengatakan, dalam pemeriksaan, saksi menyebut dua nama anggota polisi yang diduga terlibat, yakni mantan Karo Perencanaan Polda Jatim, Kombes Pol Achmad Yani dan seorang personel polisi lainnya bernama Heru.
Ia melanjutkan, bahwa saksi mengetahui kemunculan Achmad Yani saat Nur Hadi sedang diinterogasi dan dianiaya di sebuah gudang, belakang Gedung Samudra Bumimoro, Krembangan, Surabaya, Sabtu (27/3/2021 ) lalu.
"Itu berdasarkan keterangan Nur Hadi dan diperkuat oleh keterangan saksi kunci," kata dia, dikutip dari Timesindonesia.co.id jaringan Suara.com, Senin (5/4/2021).
Bahkan, Achmad Yani sempat melihat peristiwa penganiayaan Nur Hadi selama lima menit.
"Pada saat terjadi penyekapan Nur Hadi di gudang belakang Gedung Samudra Bumimoro, si Yani itu muncul, melihat dari balik gang, sekitar lima menit. Saksi kunci sangat yakin dia itu Yani," sambungnya.
Saksi meyakini betul sosok mengenakan pakaian pesta tersebut adalah Achmad Yani.
Seperti diberitakan, penganiayaan terjadi saat Jurnalis Tempo akan mengonfirmasi kasus suap pajak yang menjerat Direktur Pemeriksaan Ditjen Pajak Kemenkeu, Angin Prayitno Aji. Angin. Korban meliput Angin bertepatan dengan momenum resepsi pernikahan anak Angin dengan anak Achmad Yani di Gedung Samudra Bumimoro.
Sejumlah oknum pengawal Angin kemudian menginterogasi Nur Hadi di sebuah gudang tak jauh dari lokasi resepsi. Selama lima menit, Achmad Yani disebut hanya melihat peristiwa penganiayaan terhadap Nur Hadi.
Baca Juga: Wanita Tua Misterius Ngaku Utusan Allah, Ajak Warga Keluar dari Agama
Sebagai anggota polisi, menurut Fatkhul, semestinya Achmad Yani bisa mencegah. Maka hal itu memunculkan dugaan bahwa Achmad Yani memang melakukan pembiaran kekerasan jurnalis itu terjadi.
Fakta yang terungkap berikutnya, lanjut dia, dua terduga pelaku penganiayaan lainnya, Firman dan Purwanto menyebut Achamd Yani sebagai bapak asuh.
Keduanya, berdasarkan keterangan korban, intens berkomunikasi dan mengirim foto-foto korban saat disekap kepada Achmad Yani.
"Purwanto dan Firman selalu menyebut nama bapak, bahkan saat Nur Hadi dipulangkan, difoto, katanya untuk laporan ke bapak. Dan ini harus dicari. Kami meminta polisi untuk mencari unsur sejauh mana keterlibatan Achmad Yani," katanya.
Sedangkan terduga pelaku Heru, berdasar penuturuan saksi, diduga terlibat melakukan kekerasan dan pukulan kepada Nur Hadi. Bahkan sempat mengancam hendak memukul kepala korban dengan pipa besi, serta melakukan kekerasan verbal lainnya.
"Heru, seperti yang terungkap dalam pemeriksaan, juga melakukan pemukulan dan penganiayaan. Dia juga menakut-nakuti Nur Hadi dengan membawa besi ditaruh di atas kepala Nur Hadi, walaupun tidak sampai memukul tapi itu bentuk tindakan intimidatif," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
Terkini
-
Akses Jalan Malang-Lumajang Ditutup Usai Erupsi Gunung Semeru, Ini Penjelasan Polisi
-
BRI Pimpin Sindikasi Rp5,2 Triliun untuk SSMS, Perkuat Dukungan pada Sektor Agribisnis Nasional
-
BRI Sabet Penghargaan ASRA 2025 untuk Laporan Keberlanjutan Terbaik
-
BRI Hadirkan RVM di KOPLING 2025 Lewat Program Yok Kita Gas
-
Berpartisipasi dalam PRABU Expo 2025, BRI Perkuat Ekosistem Ekonomi Kerakyatan Modern