Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Sabtu, 27 Maret 2021 | 16:17 WIB
Ilustrasi beras. (Dok : Kementan)

SuaraMalang.id - Sebanyak 3000 ton beras dari Vietnam sisa impor 2018 masih menumpuk dan tersebar merata di gudang-gudang bulog Banyuwangi.

Beras-beras tersebut biasanya akan dikeluarkan ketika ada operasi pasar sesuai instruksi pemerintah. Namun hal ini dikritisi oleh Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).

HKTI meminta agar tidak menggunakan beras Vietnam sisa impor itu bila nanti ada operasi pasar di Banyuwangi. Ini mengingat, jutaan kilogram beras tersebut telah berusia 3 tahun. Sedangkan produksi panen padi di Banyuwangi tahun ini melimpah.

"Sebaiknya jangan menggunakan beras yang sisa impor itu ya untuk operasi pasar. Seperti informasi yang kami terima, beras tersebut tidak untuk diedarkan di Jawa. Termasuk Banyuwangi," kata Ketua Dewan Pimpinan Kabupaten (DPK) HKTI Banyuwangi, Sonny Agus Setiawan, Sabtu (27/3/2021).

Baca Juga: Presiden Jokowi : Tak Ada Impor Beras Selama Beberapa Bulan Mendatang

Dijelaskan Sonny, musim panen padi pada tahun ini di Banyuwangi diprediksi meningkat. Artinya, kata Sonny, dibanding menggunakan beras impor untuk operasi pasar, alangkah baiknya menggunakan beras dari musim panen raya saat ini.

Langkah ini, dinilainya bisa membantu para petani untuk mengatasi jebloknya harga gabah.

"Beras kita di Banyuwangi sudah melimpah. Jadi operasi pasar tidak perlu menggunakan beras impor lah. Pakai saja beras sendiri, sekaligus bisa membantu petani," katanya.

Mengenai kualitas sisa beras impor di Banyuwangi, Sonny menilai kualitas beras setelah penyimpanan selama 3 tahun pasti menurun.

"Beras kalau lama disimpan, pasti ada penurunan mutu. Meskipun diproses kembali dengan mengelupaskan kulit ari, namun baunya pasti apek," katanya.

Baca Juga: Jokowi: Saya Pastikan Hingga Juni Tak Ada Beras Impor Masuk Indonesia

Soal penundaan wacana impor beras, Sonny pun turut lega. Karena HKTI sendiri kurang sepakat dengan wacana itu. Terlebih jika dilakukan di musim panen raya saat ini. Menurutnya, wacana impor beras menjadi salah satu faktor psikologis yang mempengaruhi anjloknya harga gabah saat ini.

"Kalau ditunda, para petani pastinya turut lega. Namun yang jelas, kami kurang bersepakat soal wacana impor beras ini. Terlebih di masa panen raya seperti ini," jelas Sonny.

Sebelumnya, penelusuran TIMESIndonesia, jejaring media suara.com, sebanyak 3.000 ton beras dari Vietnam sisa impor pada tahun 2018 masih tersimpan di Banyuwangi. Beras-beras tersebut masih tersimpan secara rapi di gudang-gudang Bulog bersama tumpukan beras lokal Banyuwangi lainnya.

Kebutuhan pangan di Banyuwangi untuk 3 tahun ke depan juga dipastikan aman. Bulog telah memiliki stok beras sejumlah 14 ribu ton beras lokal. Jika ditotal dengan sisa impor, ada 17 ribu ton beras yang tersimpan di Banyuwangi.

Load More