SuaraMalang.id - Perayaan Hari Raya Nyepi 2021 di Banyuwangi dipastikan berlangsung sederhana. Tradisi Ogoh-ogoh juga bakal digelar tanpa pawai besar atau arak-arakan.
Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Kabupaten Banyuwangi Suminto mengatakan, umat Hindu di Banyuwangi sepakat untuk melangsungkan Hari Raya Nyepi secara sederhana. Sedangkan tradisi Ogoh-ogoh tetap dilakukan, namun hanya di tiga titik saja.
Ia melanjutkan, arakan Ogoh-ogoh itu dilakukan di sekitar pura yang telah disepakati bersama, dan dilangsungkan tanpa pawai besar-besaran. Kemudian, pelaksanaan tradisi membakar patung berwujud raksasa itu juga tidak boleh dilakukan selain di titik yang telah disepakati.
"Sesuai kesepakatan kemarin, ada 3 titik yang melangsungkan tradisi Ogoh-ogoh se-Banyuwangi. Itupun dengan ketentuan yang harus dipenuhi," katanya, seperti dikutip dari timesindonesia.co.id media jejaring suara.com, Kamis (11/3/2021).
Kesepakatan teknis yang dimaskud, lanjut dia, Ogoh-ogoh digelar dengan tanpa penonton. Panitia, harus membentangkan spanduk berupa larangan kepada warga yang ingin menonton. Selain itu, bagi Pura yang melangsungkan tradisi ini diminta untuk tidak mengadakan arak-arakan. Artinya, tradisi Ogoh-ogoh hanya dilakukan di sekitar Pura saja.
"Hanya pada pura yang sudah disepakati saja, untuk lainnya tidak diperbolehkan mengadakan Ogoh-ogoh ini. Harus ada spanduk larangan menonton. Karena ini kepentingan upacara keagamaan, bukan untuk tontonan," tegas Suminto.
Kebijakan ini dibuat, menurutanya, lantaran beberapa umat Hindu telah terlanjur membuat patung Ogoh-ogoh.
"Karena sebelumnya ada yang sudah bikin (Ogoh-ogoh) dan itu hanya digelar di sekitar Pura saja. Sebagai simbolis pemusnahan angkara murka saja. Karena terpaksa, karena sudah terlanjur bikin," katanya.
Meski tidak semua Pura di Banyuwangi bisa menggelar tradisi Ogoh-ogoh, namun tidak sedikitpun mengurangi kesakralan akan peringatan Hari Raya Nyepi tahun 2021 ini.
Baca Juga: Ogoh-ogoh: Asal Usul, Fakta, dan Maknanya
"Dalam situasi yang kritis ini mohon sekiranya saling mengerti dan bekerjasama. Tetap optimis dan terus berusaha. Mari kita maknai dengan kebersamaan yang saling menjaga dan menghormati," pesan Suminto.
Ogoh-ogoh merupakan tradisi yang digelar pada malam sebelum Nyepi. Ogoh-ogoh berbentuk sebuah patung besar dengan wujud raksasa besar atau dalam istilah Jawa disebut Buto.
Ogoh-ogoh ini mewakili roh jahat dan ditujukan untuk menyucikan lingkungan alami dari setiap polutan spiritual yang dipancarkan dari aktivitas makhluk hidup, termasuk manusia.
"Ogoh-ogoh ini kan tradisi keagamaan umat Hindu. Nantinya dibakar sebagai simbol pemurnian diri. Dengan membakar Ogoh-ogoh, umat Hindu artinya telah siap memperingati Nyepi dalam keadaan suci," jelasnya.
Pada hari kesunyian itulah, umat Hindu diharapkan untuk diam dan melakukan refleksi diri. Yakni dengan berdiam diri di rumah dan tidak diizinkan untuk menggunakan lampu, menyalakan api, bekerja, bepergian atau menikmati hiburan.
"Sekali lagi, kita tahu tahun ini Covid-19 masih berlangsung. Sebenarnya ini tidak harus, namun untuk menghilangkan tradisi keagamaan itu jelas tidak mungkin. Akhirnya bagaimana menyiasati agar metode atau aturannya yang berbeda," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
-
CERPEN: Liak
Terkini
-
Viral Kisah Guru Mengajar Satu Murid di SD Malang, Netizen Terenyuh: Sama-sama Hebat!
-
Libur Natal 2025, Penumpang Bandara Abdulrachman Saleh Malang Diprediksi Melonjak hingga 20 Persen
-
2 Ibu-ibu di Malang Tertimpa Pohon Beringin Tumbang Saat Cuci Baju, Seorang Tewas
-
Banjir Malang Dipicu Endapan Sampah hingga Bozem Meluap, Ini Penjelasan Wali Kota
-
Bea Cukai Malang Musnahkan 3,2 Juta Rokok Ilegal, Kerugian Capai Rp 2,39 Miliar