SuaraMalang.id - Masalah privasi pada aplikasi perpesan instan masih menjadi topik hangat. Pakar keamanan dunia maya Zak Doffman, menyoroti persyaratan privasi yang dianggap bermasalah.
Dikutip The Sun dari Forbes, Selasa (19/1/2021), dia menggambarkan, pengumpulan data Messenger sebagai "jauh lebih mengkhawatirkan" daripada WhatsApp. WhatsApp menjadi sasaran badai media sosial minggu lalu atas rencana perubahan yang diberlakukan pada persyaratan layanannya, memungkinkannya berbagi lebih banyak data pengguna dengan Facebook.
Beberapa penggemar menyatakan kekhawatiran bahwa pesan mereka akan diintai oleh raksasa media sosial itu, meskipun WhatsApp dengan keras membantah tuduhan tersebut.
"Bencana WhatsApp telah mengalihkan perhatian dari betapa buruknya invasi Messenger terhadap privasi Anda. Tidak ada pembenaran untuk itu," tulis Doffman.
Menurutnya, kita semua tahu Facebook mencari nafkah dari data kita tapi memang perlu ada batasan. Facebook, misalnya, secara terbuka mengaku membaca teks pribadi yang dikirim melalui Messenger dan menggunakan kontennya untuk menargetkan iklan dengan lebih baik kepada pengguna.
Aplikasi ini mengunduh lampiran file yang dikirim antara pengirim teks ke servernya sendiri, serta tautan ke berbagi file dan situs web. Data lokasi, kontak Anda, riwayat pembelian, riwayat pencarian, riwayat penelusuran, dan banyak lagi juga dikumpulkan oleh aplikasi.
Doffman, yang merupakan pendiri dan CEO perusahaan teknologi pengawasan Inggris, Digital Barriers, menyoroti bahwa WhatsApp melindungi pesan yang dikirim melalui layanannya dengan enkripsi ujung ke ujung. Ini berarti, tidak ada orang, termasuk WhatsApp dan Facebook, yang dapat membaca teks selain pengirim dan penerima.
Sementara Messenger menawarkan enkripsi sebagai bagian dari alat "percakapan rahasia", ini hanya didukung dalam obrolan antara dua orang.
"Kurangnya enkripsi ujung-ke-ujung inilah yang membuat Messenger menjadi pilihan bagi saya. Ini harus menjadi default untuk semua platform perpesanan yang Anda gunakan," tulis Doffman.
Baca Juga: Kenali Apa itu FaceApp, hingga Bagaimana Sistem Kerjanya
Apple bulan lalu menjadi sorotan. Pembuat iPhone memperkenalkan label privasi baru untuk setiap aplikasi di App Store pada 14 Desember untuk meningkatkan transparansi seputar pengumpulan data.
Label muncul di halaman produk aplikasi, termasuk perangkat lunak Apple sendiri, memberikan ringkasan singkat tentang praktik data aplikasi kepada pengguna.
Mereka yang ditampar ke WhatsApp dan Messenger mengungkapkan daftar panjang data yang dilacak oleh aplikasi. Tangkapan layar dari mereka dengan cepat menjadi viral di Twitter.
Sebaliknya, layanan perpesanan Apple sendiri, iMessage, hanya meminta alamat email, nomor telepon, dan ID perangkat Anda, menurut Apple.
Doffman merekomendasikan siapa pun yang mengirim teks melalui Messenger atau Instagram, yang menurutnya "bahkan lebih buruk" untuk privasi Anda, beralih ke layanan terenkripsi, seperti WhatsApp.
Dia menambahkan bahwa mereka yang menginginkan opsi yang lebih aman harus memilih aplikasi pesan yang berfokus pada privasi, Signal, yang telah melihat lonjakan unduhan setelah kesalahan WhatsApp baru-baru ini.
"Dengan WhatsApp dan Signal yang berjalan secara paralel, Anda baik-baik saja dari perspektif keamanan dan privasi. Pada akhirnya, Anda akan menggunakan Signal sebagai default saat kontak ada, tetapi Anda kemungkinan akan tetap menggunakan WhatsApp saat tidak ada," beber Doffman.
Berita Terkait
-
Penerima Vaksinasi Covid-19 dapat Registrasi via WhatsApp, Begini Caranya
-
Dianggap Lebih Aman, Ini Perbedaan WhatsApp dan Signal
-
Usai Elon Musk, Giliran Snowden Ajak Gunakan Signal
-
Begini Kata Kaspersky soal Kebijakan Privasi Baru WhatsApp
-
Puluhan Juta Pengguna Baru Menyerbu Telegram, Terbanyak dari Asia
Terpopuler
- Skincare Reza Gladys Dinyatakan Ilegal, Fitri Salhuteru Tampilkan Surat Keterangan Notifikasi BPOM
- 3 Klub yang Dirumorkan Rekrut Thom Haye, Berlabuh Kemana?
- Pemain Liga Inggris Rp 5,21 Miliar Siap Bela Timnas Indonesia di SEA Games 2025
- Selamat Datang Jay Idzes! Klub Turin Buka Pintu untuk Kapten Timnas Indonesia
- 15 Kode Redeem FF Hari Ini 2 Agustus, Klaim Hadiah Kolaborasi Naruto, Skin Kurama, & Emote Ninja!
Pilihan
-
Irak Mulai Panik, Ketar-ketir Lihat Perkembangan Timnas Indonesia
-
Tarif Trump Berlaku 7 Agustus 2025, IHSG Borpotensi Merana Hingga Akhir Tahun
-
Saham Terafiliasi Suami Puan Maharani Bergerak Abnormal, Langsung Kena Sentil BEI
-
Antam Tarik Utang Rp8 Triliun dari Bank Asing
-
Dirut Food Station Tersangka Tapi Beras Oplosan Terlanjur Beredar, Pramono Serukan Penarikan
Terkini
-
BRI Dukung Pemerintah untuk Salurkan BSU 2025 hingga Rp2,25 Triliun
-
PPATK Blokir Rekening Pasif, Simak Tips BRI untuk Layanan Perbankan yang Aman
-
Dara Farm: Tanpa KUR BRI, Saya Mungkin Tidak Bisa Memulai Usaha
-
BRI Cetak Aiko Maju, UMKM Tangguh Pemasok Bahan Utama Program MBG di Kepulauan Siau
-
Cara Klaim Kompensasi Tiket KA Akibat Argo Bromo Anggrek Anjlok