SuaraMalang.id - Media sosial belakangan ini diramaikan dengan aksi mengemis secara daring alias online melalui konten-konten yang mengeksploitasi, termasuk eksploitasi lanjut usia (lansia). Menanggapi fenomena ini, Kepala Program Studi (Prodi) Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Luluk Dwi Kumalasari mengajak masyarakat untuk berhenti memberikan hadiah (gift) pada para pembuat konten tersebut.
"Konten eksploitasi lansia yang menjadi fenomena baru 'ngemis' secara daring ini membuat resah masyarakat. Fenomena ini juga membuat miris, karena meminta belas kasih orang lain, bahkan kini muncul di dunia maya," kata Luluk di Malang, Jawa Timur, Sabtu, menanggapi maraknya ngemis daring yang disiarkan langsung melalui TikTok.
Mengemis daring yang semakin marak di berbagai media sosial tersebut, mencuat setelah salah satu akun TikTok bernama TM Mud Bath menuai banyak kritik dari netizen, karena siaran langsung di TikTok yang berisi mandi lumpur. Dalam konten itu juga melibatkan lansia yang membuat masyarakat iba dan berujung memberikan hadiah.
Menurut Luluk, yang melatarbelakangi maraknya mengemis daring adalah kemajuan teknologi. Apalagi, media sosial memberi kebebasan dan kemudahan kepada manusia untuk mengekspresikan dirinya untuk tujuan apapun, termasuk mencari uang. Selain itu, kemiskinan dan tuntutan yang semakin tinggi mendorong seseorang untuk mencari cara instan mendapatkan keuntungan.
Baca Juga: 'Kita Pakai Modal Lho!' Dalih Sultan Akhyar Mandi Lumpur, Ogah Dituding Mengemis Online
“Ngemis daring adalah solusi yang tepat menurut mereka, karena mendapatkan uang yang berasal dari pemberian netizen. Selain itu, juga adanya kesempatan, tidak adanya batasan tegas dari pihak media sosial dalam memilih dan memilah konten mana yang boleh dipublikasi dan tidak,” ujarnya.
Latar belakang selanjutnya, kata Luluk, persepsi masyarakat tentang konten hiburan yang sudah bergeser. Dulu, definisi hiburan adalah menyenangkan dan tidak menyusahkan orang lain, sekarang konten menyusahkan orang lain bisa dianggap sebagai hiburan, serta belum adanya perlindungan terhadap kelompok rentan, sehingga kelompok rentan sering menjadi sasaran eksploitasi.
“Semakin lunturnya nilai, etika, adat ketimuran, terutama di kalangan generasi muda juga menjadi latar belakang yang kuat, dan faktor budaya masyarakat Indonesia yang suka menolong dan punya belas kasihan tinggi. Memang tidak salah, namun seringkali masih bisa dimainkan oleh kelompok tertentu,” ujarnya.
Luluk mengatakan Indonesia pada 21 Oktober 2022, didaulat sebagai negara paling dermawan di dunia dengan persentase 68 persen oleh world Giving Index (WGI) 2022. Adanya label tersebut, menjadi faktor pendukung lain terjadinya fenomena ngemis daring.
“Siapa yang tidak tahu keramahan, kepedulian dan jiwa sosial orang Indonesia? Bahkan, kita tidak asing dengan salah satu desa yang dikenal dengan desa pengemis dan hidup masyarakatnya makmur. Tapi, kemakmuran mereka tidak menghentikan aksi. Nah, harusnya masyarakat Indonesia bisa lebih bijak, berpikir rasional dan bertindak dengan tegas,” ucapnya.
Baca Juga: Video Nenek Mandi Lumpur di Lombok Tengah Dihapus TikTok
Baginya, ngemis daring yang menjamur di media sosial sebagian besar melakukan eksploitasi terhadap kelompok rentan, termasuk lansia. Mengemis daring adalah konten yang tidak pantas dan memberikan dampak yang tidak baik bagi masyarakat, sebab konten tersebut mengajarkan konteks eksploitasi anak muda terhadap orang tua. [ANTARA]
Berita Terkait
-
'Kita Pakai Modal Lho!' Dalih Sultan Akhyar Mandi Lumpur, Ogah Dituding Mengemis Online
-
Video Nenek Mandi Lumpur di Lombok Tengah Dihapus TikTok
-
Sultan Akhyar Ngaku Cuma Dapat Capek saat ke Jakarta, Netizen Meradang: Kerja Woy!
-
Meski Dihujat, Konten Mandi Lumpur Masih Terus Dibuat, Warganet: Jangan Dilihat, Jangan Kasih Gift
-
Ngeluh Tak Dapat Apapun dari TV dan Jhon LBF, Kini Sultan Akhyar Ngemis ke Raffi Ahmad
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas Murah Tipe SUV Mei 2025: Harga Setara Motor, Pajak Murah, Perawatan Mudah
- 10 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Jutaan: Kabin Lapang, Keluaran Tahun Tinggi
- Ogah Ikut Demo Besar-besaran Ojol di Jakarta 20 Mei, KBDJ: Kami Tetap Narik Cari Rezeki!
- 27 Kode Redeem FF Terbaru 17 Mei: Klaim Diamond, Token, dan Skin Cobra MP40
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
Pilihan
-
PSSI Bongkar Alasan Tak Panggil Elkan Baggott meski Sudah Sampai di Bali
-
Kurator Didesak Penuhi Hak Karyawan PT Sritex, Tagihan Pembayaran Capai Rp 337 Miliar
-
Menelisik Kinerja Emiten Kongsian Aguan dan Salim
-
Mudah Ditebak, Ini Prediksi Starting XI Timnas Indonesia vs China
-
Muhammadiyah dan BSI Rujuk?
Terkini
-
Nongkrong Bareng Berujung Maut, Pria di Malang Tewas Ditikam Teman Sendiri
-
BRI Lewat BRILiaN Dorong UMKM Hargobinangun Yogyakarta Jadi Motor Ekonomi Desa
-
BRImo FSTVL 2024 Jadi Ajang Apresiasi pada Nasabah, Sekaligus Wujudkan Inklusi Keuangan
-
BRI Mengedepankan Prinsip Pertumbuhan yang Selektif untuk Menjaga Kualitas Kredit Berkelanjutan
-
Kecelakaan di Bromo: Jip Masuk Jurang, Wisatawan Asal Korea Selatan Jadi Korban