SuaraMalang.id - Dalam waktu dekat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bakal mendrikan Badan Usaha Milik NU (BUMNU) di Jember Jawa Timur ( Jatim ). BUMNU ini sejenis toko pangan.
Nilai investasi pendirian badan usaha milik organisasi Islam terbesar di Indonesia ini mencapai Rp 12 sampai 15 miliar. Kabar ini disampaikan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.
Gus Yahya--sapaan akrab Yahya Cholil Staquf--mengatakan kalau persiapan pembangunan BUMNU ini sudah 90 persen. Rencananya, peluncuran badan usaha milik NU ini bakal diluncurkan tepat saat peringatan seabad Nahdlatul Ulama.
"Ini kita dirikan pertama kali di Jember sebagai pilot project. Alhamdulillah 90 persen sudah siap," katanya dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, Selasa (10/1/2023).
Yahya berharap sebelum 7 Februari 2023, BUMNU bisa segera diresmikan. "Kita targetkan mudah-mudahan bisa berhasil dalam periode ini, insya Allah, kita kejar target 250 BUMNU di seluruh Indonesia," katanya.
Nilai investasi BUMNU di Jember sekitar Rp 12,5 – 15 miliar. "Tidak usah ngowoh (ternganga), karena itu masih terlalu murah buat NU Jember. Ini kan hanya untuk satu kerja kecil saja," kata Yahya.
Yahya menepis anggapan dan kekhawatiran BUMNU menjadi milik Menteri Negara Badan Urusan Milik Negara Erick Thohir. "Ini bukan milik pribadi Erick Thohir dan ini bukan hubungan pribadi dengan Erick Thohir. Erick Thohir membantu, jelas wong dia juga Banser. Dia membantu menghubungkan kita dengan pihak-pihak yang relevan," katanya.
Menurut Yahya, BUMNU adalah kerja sama beberapa pihak. "Tapi kita bukan minta. Kita bagi hasil. Kalau Erick Thohir gak jadi (presiden) ya gak masalah. Urusannya bukan dengan Erick Thohir," ujarnya.
"Urusannya dengan badan-badan usaha yang jelas, dengan entitas bisnis yang jelas, dengan akad yang jelas. Dengan kontrak-kontrak yang jelas. Ini namanya kerja sama bermartabat. Kita ini bukannya ngemis," kata Yahya keras, disambut tepuk tangan meriah hadirin.
Baca Juga: Sangat Berbahaya, Ketum PBNU Minta Jangan Pakai Rumah Ibadah Buat Kampanye Politik
Yahya menegaskan, BUMNU adalah model bagi NU dalam menggunakan jaringan untuk mempengaruhi dinamika pasar yang strategis di masyarakat.
"Maka BUMNU yang kita bikin sekarang ini adalah BUMNU toko pangan. Nanti dia menyediakan seperti grosir berbagai macam bahan pangan. Nah kalau NU bisa menyalurkan ini sampai kepada warga secara langsung, ini nanti akan memotong rantai pemasaran yang terlaly panjang," katanya.
"Harga mulai dari produsen melalui BUMNU bisa langsung ke warga. Kita berharap dengan BUMNU ini, ranting-ranting NU bisa aktif menjadi jaringan pemasarannya. Misalnya warung-warung di kampung agar didorong agar kulakan di toko pangan milik BUMNU," kata Yahya.
BUMNU nantinya akan diurus oleh tenaga profesional tanpa campur tangan dari pengurus NU setempat. "PCNU tidak usah ikut-ikut manajemennya. Tidak usah memaksa BUMNU harus menerima pegawai ini, tukang sapu itu. Tidak usah. Serahkan manajemen supaya profesional, sehingga jadi duit beneran," kata Yahya.
"Mohon maaf tidak dari awal kita tidak serahkan ke PCNU Jember. Nanti malah gak jadi. Biar jadi dulu. Namanya juga pilot project. Proyek percontohan. Kalau jadi, kita aplikasikan yang sama ke tempat lain," ujarnya.
"Kepemilikannya, nanti NU akan punya banyak macam-macam usaha, karena ruang untuk itu luas sekali, dan kita bisa kreatif. Ada satu hal yang harus kita hindari jangan sampai usaha yang tadinya dibuat demi NU atau atas nama NU, di kemudian hari setelah berhasil, beralih tangan menjadi milik pribadi," kata Yahya.
NU nantinya akan memperoleh bagian dari keuntungan karena punya saham. "Bagian dari keuntungan ini diperoleh dari mana? Struktur yang kita bikin sekarang untuk menghindari supaya (BUMNU) tidak jatuh menjadi milik pribadi. Kita bentuk koperasi yang anggotanya adalah pengurus dan warga NU. Kita buat terbuka. Jadi ada perkumpulan NU dan koperasi," kata Yahya.
"Perkumpulan nanti dapat deviden atas nama perkumpulan dan koperasi dapat pembagian untung berdasarkan saham yang dimiliki. Sehingga tidak mungkin jatuh ke tangan pribadi," kata Yahya.
"Jangan khawatir. Kita bukan sekadar nyari untung minta sana-sini. Bisnis ini. Keluar modal. PBNU ini investasi benar. Bukan sekadar minta sumbangan sana-sini," katanya.
"Soal sewa tanah (lokasi kantor BUMNU), duit berasal dari bisnis dengan keuntungan yang dibagi dengan jelas antara pihak-pihak yang terlibat. Kita berkongsi dengan sejumlah BUMN pangan, berkongsi dengan beberapa BUMN lain," kata Yahya.
Berita Terkait
-
Sangat Berbahaya, Ketum PBNU Minta Jangan Pakai Rumah Ibadah Buat Kampanye Politik
-
Wanti-wanti Gus Yahya Ke Para Politisi: Safari Ke Pesantren Boleh, Tapi Jangan Pakai Nama NU
-
Gus Yahya: Pemilu Harus Rileks, Jangan Baper-baperan
-
Ketua Umum PBNU Harap Pemilu Tidak Baper-baperan: Tak Halalkan Darah Orang
-
Pemilu 2024, Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf Haramkan Politik Identitas dan Kampanye di Masjid
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Duel Mobil Murah Honda Brio vs BYD Atto 1, Beda Rp30 Jutaan tapi ...
- Harga Mitsubishi Destinator Resmi Diumumkan! 5 Mobil Ini Langsung Panik?
- 41 Kode Redeem FF Max Terbaru 24 Juli: Klaim Skin Scar, M1887, dan Hadiah EVOS
Pilihan
-
Kisah Unik Reinkarnasi di Novel Life and Death are Wearing Me Out
-
10 Model Gelang Emas 24 Karat yang Cocok untuk Pergelangan Tangan Gemuk
-
Selamat Tinggal Samba? Ini Alasan Gen Z Beralih ke Adidas Campus 00s & Forum Low
-
Braakk! Bus Persib Bandung Kecelakaan di Thailand, Pecahan Kaca Berserakan
-
5 Rekomendasi HP Realme RAM 8 GB Memori 256 GB di Bawah Rp 4 juta, Pilihan Terbaik Juli 2025
Terkini
-
Mau Gelar Acara? Ini Perkiraan Harga Sewa Sound Horeg di Malang dan Faktor Penentunya
-
Transformasi Digital BRI: Kartu Kredit Bisa Diajukan Online, Berikan Solusi Keuangan Adaptif
-
Setelah Ikut Pelatihan BRI, Usaha UMKM Kuliner Kurma Ini Makin Melejit
-
Surat Kepala Desa Minta Warga Hindari "Sound Horeg" Dan Minta Ngungsi
-
BRI Kucurkan Dana Segar Rp83,88 Triliun untuk UMKM: Sektor Ini Jadi Prioritas!