Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 06 Desember 2022 | 17:36 WIB
Wisatawan mendaki ke kawah Gunung Bromo di Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (28/9). [ANTARA FOTO/Umarul Faruq]

Wulan Kapitu atau bulan ketujuh dalam Kalender Suku Tengger oleh sesepuh atau tokoh masyarakat dianggap sebagai bulan yang disucikan karena pada bulan itu, masyarakat Suku Tengger melaksanakan laku puasa mutih selama satu bulan penuh.

"Mereka hanya mengonsumsi makanan seperti air mineral, nasi putih, tanpa adanya bahan bumbu penyedap rasa. Ritual itu dilakukan untuk menahan perilaku atau sifat keduniawian dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan," ujarnya.

Sementara Camat Sukapura Bambang Julius Wijanarko berharap wisatawan yang berkunjung selama Wulan Kapitu menghargai kearifan lokal warga Tengger. Jika berkunjung ke Bromo, diminta untuk mematuhi aturan yang ditetapkan baik oleh aturan adat maupun dari Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

"Silahkan berkunjung dan berwisata di Bromo dan nikmati keindahannya, namun jangan lupakan ketentuan yang ditetapkan, hormati kearifan lokal dan budaya masyarakat Tengger," katanya.

Baca Juga: Terperosok saat Naik Motor Matic Menuju Lautan Pasir Bromo, Bapak dan Anak di Pasuruan Meninggal Dunia

Load More