SuaraMalang.id - Masyarakat di sejumlah wilayah pesisir selatan Jawa Timur ( Jatim ) diminta tetap waspada dengan potensi ancaman bencana likuifaksi atau pergeseran tanah.
Oleh sebab itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur resmi merilis 3 daerah di wilayah setempat yang berpotensi mengalami fenomena likuifaksi atau gempa akibat pergerakan bumi.
Tiga wilayah yang dimaksud adalah Kabupaten Lumajang, Jember dan Banyuwangi. Masyarakat di tiga daerah tersebut diminta mewaspadai potensi bencana tersebut.
Hal ini disampaikan Plt Kalaksa BPBD Banyuwangi Ilzam Nuzuli. Ia membenarkan bila wilayah setempat berpotensi terjadi likuifaksi. Namun potensinya masih bersifat umum.
Baca Juga: Catat! Nomor Telepon Penting untuk Warga Kota Bekasi Saat Musim Hujan dan Situasi Darurat
Potensi tidak hanya terjadi di Banyuwangi namun hampir sebagian wilayah di Jawa Timur masuk dalam radar potensi likuifaksi.
"Potensinya ada. Beberapa wilayah di Jawa Timur berpotensi likuifaksi jadi tidak hanya 3 itu (Banyuwangi, Jember dan Lumajang)," kata Ilzam, dikutip dari suarajatimpost.com jejaring media suara.com, Rabu (12/10/2022).
Ilzam menyebut daerah yang memiliki tingkat resiko dan berpotensi likuifaksi adalah daerah yang pernah mengalami guncangan gempa. Tanah yang mulanya keras akan kehilangan kepadatannya lalu mencair.
"Seringkali di tanah yang strukturnya pasir dengan batuan yang cenderung rapuh," ujarnya.
Perihal wilayah di Banyuwangi yang berpotensi mengalami likuifaksi, Ilzam belum bisa memberikan keterangan pasti.
Baca Juga: Terpopuler: Viral Mahasiswi IPB Terseret Banjir Bogor, Stasiun Bogor Ditutup Sementara karena Banjir
Namun melihat letak geografisnya, daerah yang berpotensi yakni di wilayah pesisir laut atau rawa-rawa.
"Data pastinya kami belum ada. Karena belum pernah terjadi. Termasuk data tingkat kerawanannya kami juga belum ada sampai sekarang. Masih akan kami petakan," ujarnya menandaskan.
Berita Terkait
-
Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, BMKG: Masyarakat Diminta Waspada
-
Bencana Alam dan Peran Pemerintah dalam Penanggulangan Cepat
-
Bencana Longsor di Kabupaten Pekalongan, 17 Tewas dan 9 Masih Hilang
-
Gunung Ibu Erupsi, Hujan Abu 'Guyur' Kecamatan Ibu Utara Malut
-
Ciawi Dilanda Longsor dan Angin Kencang, Dua Rumah Warga Rusak, Evakuasi Dilakukan
Terpopuler
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Ragnar Oratmangoen Tak Nyaman: Saya Mau Kembali ke Belanda
- Bagaimana Nih? Alex Pastoor Cabut Sebulan Sebelum Laga Timnas Indonesia vs Australia dan Bahrain
Pilihan
-
Rusuh Persija vs Persib: Puluhan Orang Jadi Korban, 15 Jakmania, 22 Bobotoh
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
Terkini
-
Kanjuruhan Butuh Sofa dan Kasur Darurat, Demi Skor Kelayakan BRI Liga 1
-
Target Pajak Parkir Kabupaten Malang Naik Jadi Rp1,58 Miliar di 2025
-
Miris! Tekanan Ortu dan Weton Picu Lonjakan Pernikahan Dini di Malang
-
Dugaan Korupsi Dana Ketahanan Pangan Guncang Desa Karangwidoro, Mantan Kasun Terlibat?
-
Bupati Malang Sanusi Serius Kembangkan Kabupaten Nila