SuaraMalang.id - Aremania berduka. Sebanyak 448 orang menjadi korban dalam tragedi di Kanjuruhan malang dalam bentrok suporter vs polisi usai laga panas Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Dari total korban itu, sebanyak 125 orang meninggal dunia dan sisanya luka-luka, mulai berat hingga ringan. Kasus ini menandai episode kelam sepak bola nasional. Sebab peristiwa ini menelan korban jiwa terbanyak dalam perjalanan liga Indonesia dan terbesar kedua di dunia.
Tragedi itu menorehkan cerita sedih dan haru bagi keluarga dan sahabat para korban. Ada cerita anak yang dipisahkan dari orangtuanya, orangtua dari anaknya, dan kawan dari sahabatnya.
Berikut ini 4 cerita sedih dan haru dalam tragedi Kanjuruhan Malang:
1. Yulistiono menunggu adiknya yang koma
Siapa yang bertanggung jawab? Ke mana keluarga korban menuntut pertanggungjawaban? Pertanyaan itu terus terucap dari mulut Yulistiono.
Ia merupakan kakak kandung Viky Hermansya, fans Arema Malang yang menjadi korban dalam tragedi di Kanjuruhan Malang usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Saudara bungsunya itu, hingga kini belum sadarkan diri. Ia di rawat di RSUD Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang. Sampai saat ini, ia bingung harus melakukan apa. Karena, yang ia ketahui, sepanjang 90 menit Big Match itu bergulir, tidak terjadi apapun.
Bahkan, ketakutan terjadinya perkelahian antar kedua fans dari dua klub itu juga tidak terjadi. Memang, dari video yang beredar ada oknum suportter yang memasuki lapangan. Pada akhirnya, tindakan itu diikuti oleh pendukung lainnya.
2. Sugeng semalaman cari anaknya
Sejak Minggu (2/10/2022) dini hari hingga pagi, Sugeng (50) mencari anak bungsunya yang saat itu menonton pertandingan Arema FC dan Persebaya Surabaya di Kanjuruhan.
Sepulang Sugeng dari berjualan pukul 01.30 WIB, anaknya Rizky Dendy Nugroho (19) belum pulang. Padahal kelima temannya sudah pulang terlebih dahulu. Kondisi itu membuat dirinya segera bergegas ke Stadion Kanjuruhan Malang.
"Waktu saya tanya ke teman-temannya, mereka tak tau Dendy di mana. Mereka sempat menunggu Dendy di depan Stadion, hingga akhirnya mereka pulang. Ketemu saya, dan saya mencari Dendy ke Stadion," ujar Sugeng pada SuaraJatim.id, Minggu (2/10/2022).
Keberangkatan Sugeng ke Kanjuruhan tak membuahkan hasil, dia hanya menemukan motor milik anaknya yang masih dijaga oleh petugas parkir di area Stadion Kanjuruhan Malang.
3. Alfan yang terus menangis kehilangan sahabatnya
Alfan Hafiz Mualizar hanya bisa tertunduk dan terus menangis di depan ruang jenazah RSUD Kanjuruan Kepanjen Malang. Di situ ia menunggu administrasi untuk pemulangan jenazah sang sahabat Ahmad Huzein Rahmadani selesai. Lalu, akan dibawa ke kediamannya di Tulungagung.
Huzein adalah salah satu korban jiwa dalam tragedi di stadion Kanjuruan Malang, malam tadi (1/10/2022). Kostum yang Alfan gunakan itu masih sama dengan pakaian yang digunakan saat perjalanan dari Tulungagung ke Kabupaten Malang. Jaket putih dengan bawahan jeans. Serta sepatu kets.
Ia pun masih belum menerima musibah yang dialaminya. Kemarin ia berboncengan dengan Huzein menggunakan sepeda motor. Kini, ia harus mengantarkan sahabat satu kelasnya di SMK 3 Boyolangu, dalam kondisi tak bernyawa. Itu juga, dibawa menggunakan kantong jenazah berwarna orange.
Tak ada firasat apapun sepanjang perjalanan tiga jam menuju stadion Kanjuruhan Malang itu. Sepanjang perjalanan, ia hanya bercanda gurau dengan teman baiknya itu. Tanpa ia sadari, itulah kebersamaan mereka terakhir kali.
4. Pasutri yang tewas bersamaan
Pasangan suami istri Muhammad Yulianto (40) dan Devi Ratna Sari (30) meninggal akibat tragedi kerusuhan pertandingan Liga 1 Arema FC versus Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022).
Kedua jenazah warga Kelurahan Bareng Kota Malang itu dikubur satu liang di tempat pemakaman umum setempat, Minggu (2/10/2022) sekitar pukul 09.30 WIB.
Iringan warga mengantarkan kedua jenazah pasutri mengular sepanjang Jalan I.R Rais. Sekitar pukul 09.30 WIB prosesi pemakaman dimulai. Kedua jenazah dimasukkan bergantian. Dimulai Yulianto kemudian disusul jenazah sang istri Devi.
Tampak pula putra korban Muhammad Alfiansyah (11) turut dalam prosesi pemakaman tersebut. Ia tampak tegar namun sesekali menetaskan air mata. Disampingnya ada kerabat yang terus menguatkan dan sesekali mengelus punggung.
Saat adzan dan doa mulai berkumandang, tangis Alfiansyah pecah. Begitu pula keluarga dan kerabat lainnya.
Berita Terkait
-
Fedi Nuril Sentil Jokowi Lewat Video Tragedi Kanjuruhan, Ekpresi Mahfud MD Diomongin
-
Imbauan Tak Didengar, FIFA Sanksi Indonesia Buntut Kompetisi Rusuh Lagi?
-
PM Serbia Mundur Usai Atap Stasiun Tewaskan 15 Orang, Netizen Bandingkan dengan Jokowi
-
Timnas Indonesia Kalah, Adab Erick Thohir ke Gibran Jadi Gunjingan: Harusnya ke Korban Tragedi Kanjuruhan
-
Jelang Timnas Indonesia vs Jepang, Media Asing Singgung Tragedi Kanjuruhan
Tag
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
-
Profil Helmy Yahya yang Ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Independen Bank BJB
Terkini
-
Sekolah Rakyat akan Dibuka di Malang, Ini Kategori Siswanya
-
Pencurian di Malang, CCTV Bongkar Aksi 2 Maling
-
Skandal Rupadaksa Guncang UIN Malang, Rektorat Turun Tangan: Terancam Sanksi Berat
-
Misteri Tumpukan Sampah di Singosari Malang, Tutupi Jalan Desa
-
Korban Hanyut di Pantai Balekambang Malang Akhirnya Ditemukan