SuaraMalang.id - Penduduk Mogadishu, Somalia terlanda kelaparan akibat kekeringan yanng tak kunjung usai. Ratusan warga setempat, terutama anak-anak meninggal kelaparan.
Mereka yang berada di Mogadishu merupakan penduduk nomaden atau berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mencari makanan.
Mereka akan membawa seluruh anggota keluarga beserta harta benda yang dimiliki.
"Beberapa dari anggota keluargaku meninggal karena musim kemarau ini. Beberapa yang lain meneruskan perjalanan sambil berjalan kaki. Aku tertinggal jauh bersama anak-anakku. Namun setidaknya aku masih bisa bertahan di sini," ungkap Amina Abdi Hasan seperti diberitakan Timesindonesia.co.id, Rabu (8/6/2022).
Baca Juga: Kala Anak-anak Pengungsi Rohingya hingga Somalia Ikut Pesantren Kilat Ramadhan di Medan
Mogadishu diketahui telah menjadi tempat para penduduk lokal untuk mendirikan tenda dan beristirahat ditenagh perjalanan mereka. Pada bulan Mei hingga Maret setiap tahunnya, tempat ini akan penuh dengan tenda-tenda para kaum nomaden.
Kebanyakan dari para anak-anak yang tinggal di tempat ini menunjukkan gejala kekurangan nutrisi dan protein akut. Petugas kesehatan setempat mengatakan bahwa hal ini diakibatkan oleh musim kemarau yang berkepanjangan.
Beberapa anak-anak bahkan harus meninggal dunia dan tak dapat diselamatkan meskipun mereka telah dirawat di rumah sakit. Jauhnya jarak rumah sakit dengan pemukiman mereka membuat kondisi si sakit semakin memburuk.
Penduduk Mogadishu Somalia setidaknya harus berjalan kaki sejauh 90 kilometer menuju rumah sakit terdekat. Beberapa ibu bahkan harus rela meninggalkan anak-anak di desa sebelumnya karena mereka sudah tak mampu melanjutkan perjalanan.
Mogadishu dikenal sebagai tempat penurunan bahan-bahan makanan bantuan dari PBB. Dengan berjalan ke tempat ini penduduk berharap dapat memeperoleh bantuan. Namun saat inipun Mogadishu juga kekurangan bahan makanan.
Baca Juga: Menikah Secara Virtual dan Belum Pernah Bersua, Pengungsi Somalia Dipertemukan dengan Suami di Batam
Di Mogadishu Somalia ini penduduk akan memperoleh sedikit nutrisi untuk anak mereka. Seperti bubur bayi, susu dan sedikit vitamin. Musim panas ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga Setember nanti dan diperkirakan korban kelaparan akan bertambah banyak.
Berita Terkait
-
Gaza Hadapi Bencana Musim Dingin, PBB Peringatkan Krisis Kemanusiaan Memburuk
-
Gaza di Ambang Kelaparan, AS Desak Israel Segera Akhiri Perang
-
Bantuan untuk Gaza Terendah Sepanjang Tahun, PBB: Sangat Tidak Memadai!
-
Keren! Ada Inovasi Pangan Padi Biofortifikasi, Ini Manfaatnya untuk Kesehatan dan Proses Menanamnya
-
Gaza Utara di Ambang Bencana Kelaparan, Anak-anak dan Dewasa Sulit Bertahan Hidup
Terpopuler
- Kejanggalan LHKPN Andika Perkasa: Harta Tembus Rp198 M, Harga Rumah di Amerika Disebut Tak Masuk Akal
- Marc Klok: Jika Timnas Indonesia Kalah yang Disalahkan Pasti...
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Niat Pamer Skill, Pratama Arhan Diejek: Kalau Ada Pelatih Baru, Lu Nggak Dipakai Han
Pilihan
-
Profil Sutikno, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang Usul Pajak Kantin Sekolah
-
Aliansi Mahasiswa Paser Desak Usut Percobaan Pembunuhan dan Stop Hauling Batu Bara
-
Bimtek Rp 162 Miliar, Akmal Malik Minta Pengawasan DPRD Terkait Anggaran di Bontang
-
Satu Orang Tarik Pinjaman Rp330 Miliar dengan 279 KTP di Pinjol KoinWorks
-
Naik Tinggi Lagi, Harga Emas Antam Tembus Rp 1,5 Juta/Gram
Terkini
-
Firhando Gumelar Bertemu Tokoh Katolik Kota Batu: Kami Ingin Jadi Wali Kota Semua Umat Beragama
-
Survei Pilwali Malang Sepekan Jelang Coblosan, 3 Paslon Bersaing Ketat
-
Wonosari Malang Porak-poranda Diterjang Angin Kencang
-
Menepi, Arema FC Berlatih di Pinggiran Malang
-
Dukungan untuk Gumelar-Rudi Terus Mengalir Jelang Coblosan