SuaraMalang.id - Korban investasi bodong ramai-ramai melapor ke Polres Jember, Rabu (13/4/2022). Pelapor didominasi ibu-ibu itu mengaku dari berbagai kecamatan di Kabupaten Jember.
Terlapor diketahui perempun berinisial S, warga Desa Biting, Kecamatan Arjasa. Modus penipuannya, yakni investasi dengan iming-iming keuntungan 20 persen setiap pekan.
Para anggota investasi mulai curiga lantaran S mendadak menghilang. Padahal mereka sudah menyetorkan uang dengan beragam nominal.
Diperkirakan total uang yang berada digondol S berjumlah Rp10 miliar. Nominal sebesar itu diketahui setelah para korban yang berjumlah ratusan orang menggalang diri dengan membentuk grup untuk mengakumulasi seluruh kerugian yang mereka alami.
Dewi Irana (24), asal Kecamatan Sumbersari, salah seorang korban mengatakan sementara ini yang melapor ke Polres Jember hanya sebagian orang.
Rencananya, korban dari daerah lain akan menyusul ikut melaporkan dugaan penipuan S.
"Banyak korbannya. Selain warga Jember ada warga Banyuwangi, Situbondo, dan Lumajang. Bahkan, ada korban yang di Bali dan beberapa TKW yang kerja di luar negeri," Kata Dewi Rabu mengutip Suarajatimpost.com, Rabu (13/4/2022).
Berdasarkan pengakuan korban, modus yang dijalankan S cukup rapi. Yakni menampilkan diri sebagai sosok orang kaya karena sukses berusaha.
Kerap kali S gonta-ganti kendaraan, memakai smartphone berkelas, dan memamerkan banyak uang.
Baca Juga: Ini Deretan Poster 'Menggelitik' Tuntutan Demo Mahasiswa di Jember, Bawa-bawa Istilah 'BO' Segala
Kemudian, S sering berkeliling menemui warga untuk diajak investasi bersamanya agar mencapai kesuksesan serupa, meski tidak pernah sekalipun membeberkan secara jelas jenis usahanya.
"Tidak tahu apa usahanya. Hanya, katanya uang kami dikelola, ada yang mengurus untuk investasi. Setelah ramai, diselidiki ternyata tidak ada pengelolanya. Yang ditunjukkan video-video pertemuan, rupanya juga sama korban seperti kami," terang Nely Yuliasari (26), korban asal Kecamatan Arjasa.
Ika Sofiawati (23), korban asal Kecamatan Balung menambahkan tiap orang mengalami kerugian antara puluhan hingga ratusan juta rupiah. Sepengetahuannya, beberapa orang bahkan ada yang merugi sampai Rp1 miliar.
Menurut Ika, S hanya pernah memberi keuntungan 20 persen antara 1-3 kali. Setelah itu, S tidak pernah memberi lagi keuntungan seperti yang dijanjikan, dan kini menghilang tanpa jejak.
"Terakhir, kabarnya dia ada di Nusa Dua - Bali, bilangnya sedang sakit. Kalau ditagih selalu alasan uangnya limit," tuturnya.
"Sekarang, sudah lost kontak, tidak bisa dihubungi. Makanya, kami lapor polisi supaya dia bisa diusut, karena saya dan teman-teman dirugikan. Uang kami tidak dikembalikan oleh dia," ucap Ika.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Akses Jalan Malang-Lumajang Ditutup Usai Erupsi Gunung Semeru, Ini Penjelasan Polisi
-
BRI Pimpin Sindikasi Rp5,2 Triliun untuk SSMS, Perkuat Dukungan pada Sektor Agribisnis Nasional
-
BRI Sabet Penghargaan ASRA 2025 untuk Laporan Keberlanjutan Terbaik
-
BRI Hadirkan RVM di KOPLING 2025 Lewat Program Yok Kita Gas
-
Berpartisipasi dalam PRABU Expo 2025, BRI Perkuat Ekosistem Ekonomi Kerakyatan Modern