Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Rabu, 30 Maret 2022 | 16:09 WIB
Lokomotif uap bersejarah berhasil direstorasi IRPS [Foto: ANTARA]

SuaraMalang.id - Lokomotif uap Seri B2207 buatan tahun 1898 direstorasi ulang. Upaya ini dilakukan oleh komunitas pecinta kereta api Indonesian Railway Preservation Society (IRPS).

Menurut mereka, upaya restorasi ini dilakukan untuk melestarikan sejarah perkeretaapian di Tanah Air. Sejauh ini, komunitas tersebut telah merestorasi sejumlah kereta api uap bersejarah tersebut.

Seperti disampaikan Asisten Manager Eksternal PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Kamtono, Rabu (30/03/2022), lokomotif uap ini diharapkan menjadi alat bantu edukasi bagi generasi muda.

"Pada hari ini IRPS sudah berhasil merestorasi lokomotif B2207 yang ada di Bumi Perkemahan di sini, yang nanti harapannya bisa menjadi salah satu alat bantu edukasi terhadap generasi muda karena ini memang cukup bersejarah," ujarnya seperti dikutip dari Antara.

Baca Juga: Cerita Mistis Ganjar Pranowo Jadi Gubernur Usai Naik Sepur Kluthuk Jaladara

Kamtono mengapresiasi upaya IRPS yang bekerja sama dengan Buperta Cibubur melestarikan lokomotif bersejarah yang berada di kawasan Bumi Perkemahan dan Graha Wisata (Buperta) Cibubur, Jakarta Timur itu.

Dia berharap ke depan IRPS maupun komunitas pecinta kereta api lainnya bisa melakukan kegiatan serupa di berbagai daerah agar sejarah perkeretaapian bisa terus terjaga.

Ketua IRPS Ricki Dirjo mengatakan program preservasi lokomotif uap seri B2207 dilakukan sebagai bagian dari visi komunitas dalam menjaga aset-aset kereta api di Indonesia yang memiliki nilai sejarah panjang.

Lokomotif uap seri B2207 dulunya dimiliki oleh perusahaan kereta api swasta pertama di Hindia Belanda yaitu Nederlandsch Indische Spoorweg-Matschappij (NIS) dan berdinas di jalur utama Semarang - Surabaya untuk angkutan penumpang maupun barang.

Setelah Indonesia merdeka dan terjadi modernisasi perkeretaapian, lokomotif buatan Jerman tersebut berdinas di jalur cabang.

Baca Juga: Bersiaplah! Big Boy, Kereta Uap Terbesar di Dunia Kembali Beroperasi di AS

Lokomotif yang pernah dimiliki oleh Dipo Lokomotif Kudus tersebut didatangkan ke Buperta Cibubur oleh Ibu Negara Hj Siti Hartinah Tien Soeharto pada 1973.

Ricki menuturkan bahwa seiring berjalannya waktu, lokomotif uap berbobot 25 ton tersebut mengalami kerusakan dan pengeroposan. Sebelum dilakukan preservasi, kata dia, lokomotif tersebut dipenuhi karat hingga tumbuhan liar.

"Bentuknya secara fisik masih sama tapi kondisinya itu sudah karatan, keropos, dan ditumbuhi oleh tanaman liar, jadi tidak terurus. Jadi kami restorasi paling tidak tampilan fisiknya dulu sebagai bukti kalau komunitas ini, kami peduli dengan sejarah kereta api yang ada di lokomotif ini," kata Ricki.

Program preservasi dilakukan sejak pertengahan Februari 2022. Adapun biayanya diperoleh dari hasil iuran anggota komunitas.

Ricki berharap dengan telah selesainya pemeliharaan lokomotif uap B2207, masyarakat akan semakin antusias untuk melihat sekaligus mempelajari sejarah perkeretaapian.

"Semoga ini bisa menjadi magnet baru untuk teman-teman atau wisatawan yang berkunjung ke sini ternyata ada lokomotif yang sekarang bentuknya sudah bagus dan bukan hanya sebagai sarana foto-foto tetapi juga bisa mengedukasi masyarakat," pungkas dia.

Sementara itu, Kepala Buperta Cibubur Ermadi berharap kerja sama dengan IRPS bisa terus berlanjut.

Dia mengatakan bahwa pihaknya telah memberikan fasilitas berupa ruangan kepada IRPS untuk memudahkan mereka dalam mengedukasi masyarakat tentang sejarah lokomotif uap seri B2207 yang ada di Buperta Cibubur.

"Saya harapkan juga ini sebagai edukasi untuk generasi muda di bumi perkemahan ini. Nanti akan ada petunjuk dari IRPS yang akan memberikan keterangan-keterangan tentang sejarah lokomotif uap ini," ucap Ermadi.

IRPS merupakan komunitas pecinta kereta api yang memusatkan perhatian dan kegiatannya pada penyelamatan dan pelestarian aset perkeretaapian Indonesia yang bernilai sejarah. Komunitas yang berdiri pada 2004 itu telah memiliki sekitar 250 anggota yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

Load More