Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Senin, 17 Januari 2022 | 23:13 WIB
Derasnya banjir lahar dingin Gunung Semeru yang melewati jembatan gantung Kaliregoyo di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Senin (17/1/2022) sore. [ANTARA/HO-BPBD Lumajang]

SuaraMalang.id - BPBD Kabupaten Lumajang melaporkan daerah aliran sungai (DAS) mengalami peningkatan debit akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru, Senin (17/1/2022). Hal itu dipicu hujan dengan intensitas yang tinggi.

"Berdasarkan informasi dari petugas Pos Pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur menyebutkan bahwa getaran banjir terekam pada Senin sejak pukul 11.39 WIB hingga pukul 17.50 WIB," kata Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Lumajang, Joko Sambang seperti diberitakan Antara, Senin.

Banjir lahar dingin Gunung Semeru, lanjut dia, masih melewati jalurnya dan belum meluap ke jalan dan permukiman meski debit air mengalami peningkatan yang signifikan.

"Kami mengimbau masyarakat yang berada di bantaran sungai yang berhulu dari Gunung Semeru meningkatkan kesiagaan dan kewaspadaan, sehingga lebih baik menjauh dari bantaran sungai," tuturnya.

Baca Juga: Penendang Sesajen di Gunung Semeru Ditangkap, Rektor UIN Minta Proses Hukum Dihentikan, Ini Alasannya

Dijelaskannya, petugas dan relawan melakukan pemantauan aliran banjir lahar dingin Gunung Semeru karena dikhawatirkan meluap ke permukiman warga.

"Debit banjir lahar dingin cukup deras di Besuk Lengkong di Dusun Curahkobokan, sehingga warga yang berada di hilir diminta selalu siaga dan waspada terhadap ancaman banjir tersebut," katanya.

Berdasarkan data PPGA Semeru di Gunung Sawur periode Senin pukul 12.00 - 18.00 WIB, aktivitas gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (Mdpl) itu secara visual gunung jelas, teramati asap kawah warna putih tebal dengan ketinggian 300 meter.

Aktivitas kegempaan tercatat letusan sebanyak lima kali, embusan sebanyak empat kali, dan getaran banjir terekam satu kali dengan amplitudo 35 mm selama 2.520 detik.

Gunung Semeru statusnya masih Level III atau Siaga, sehingga masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat letusan).

Baca Juga: Kronologi Penendang Sesajen Gunung Semeru hingga Viral: Berakhir Minta Maaf

Masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar) dan mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

Load More