SuaraMalang.id - Kembali mewabahnya varian Omicron mendapat respons dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO tetap menyarankan karantina 14 hari bagi pasien COVID-19.
Meskipun, pada kenyataannya saat ini Pasien Covid sembuh dalam waktu 5-7 hari setelah muncul gejala. Demikian disampaikan salah satu pejabat badan PBB tersebut saat konferensi pers, Selasa (4/1/2022).
Namun, menurut Abdi Mahamud dari Tim Dukungan Manajemen Insiden COVID-19 WHO, negara-negara harus membuat keputusan tentang lamanya masa karantina berdasarkan kondisi seseorang.
Di negara dengan jumlah infeksi yang rendah, masa karantina yang lebih lama dapat membantu menjaga jumlah kasus serendah mungkin.
Akan tetapi, di negara dengan kasus yang sangat rendah, karantina yang lebih singkat mungkin dibenarkan supaya perekonomian negara-negara tetap berjalan.
Pejabat WHO itu mengatakan kepada awak media bahwa ada kemungkinan untuk terinfeksi flu dan COVID-19. Tetapi, karena keduanya adalah virus berbeda yang menyerang tubuh dengan cara yang berbeda, ada "risiko kecil" keduanya menyatu membentuk virus baru.
Menurut WHO, sampai 29 Desember 2021 sekitar 128 negara melaporkan kasus Omicron. Di Afrika Selatan, yang mengalami lonjakan tajam kasus diikuti oleh penurunan yang relatif cepat dan tingkat rawat inap serta kematian masih rendah.
"Akan tetapi, situasi di setiap negara akan berbeda-beda," kata Mahamud.
"Selagi studi terbaru menunjukkan fakta bahwa varian Omicron memengaruhi sistem pernapasan bagian atas daripada paru-paru, yang menjadi kabar baiknya, seseorang yang berisiko tinggi dan tidak divaksin masih berpotensi sakit parah akibat varian tersebut," lanjutnya.
Baca Juga: Punya 46 Mutasi, Benarkah Varian IHU Lebih Menular dari Varian Omicron?
Mahamud menuturkan Omicron dapat menggeser varian lain dalam hitungan minggu, terutama di daerah yang memiliki sejumlah besar orang rentan - apalagi yang tidak divaksin.
Di Denmark, katanya, perlu dua pekan untuk melipatgandakan kasus varian Alpha, sementara Omicron hanya butuh dua hari.
"Dunia belum pernah menyaksikan penularan virus seperti itu," katanya.
Kelompok Ahli Penasihat Strategi (SAGE) imunisasi WHO akan mengelar pertemuan pada 19 Januari untuk meninjau situasi tersebut.
Topik yang akan dibahas di antaranya yaitu waktu booster, kombinasi vaksin dan komposisi vaksin ke depannya. ANTARA
Berita Terkait
-
Punya 46 Mutasi, Benarkah Varian IHU Lebih Menular dari Varian Omicron?
-
Pasien COVID-19 Sembuh Lebih Cepat, WHO Tetap Sarankan Karantina 14 Hari
-
Varian IHU Punya 46 Mutasi, Ahli Prancis: Bukan Berarti akan Lebih Menular
-
Temuan Baru, Varian Omicron Bisa Menyebabkan Pneumonia
-
Kasus Omicron di Indonesia Terus Bertambah, Total Kini Sudah 254 Pasien Terpapar
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Silsilah Bodong Pemain Naturalisasi Malaysia Dibongkar FIFA! Ini Daftar Lengkapnya
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
Terkini
-
Lewat MotoGP Mandalika 2025, BRI Dorong Sport Tourism Nasional dan Kebangkitan Ekonomi Daerah
-
BRI Kembangkan UMKM Kuliner Asal Padang Agar Siap Bersaing di Pasar Global
-
BRI Gelar Consumer Expo 2025 di Surabaya: Solusi Finansial Terintegrasi untuk Gaya Hidupmu!
-
Rebutan DANA Kaget, Khusus Warga Malang, Siapa Cepat Dia Dapat
-
Lewat AgenBRILink, BRI Hadirkan Layanan Inklusi Keuangan di 66 Ribu Desa