SuaraMalang.id - Anda tentu memiliki kawan, keluarga, atau bahkan diri sendiri yang tidurnya mendengkur. Ternyata, mendengkur belum tentu gangguan obstructive sleep apnea (OSA).
Hal ini disampaikan Konsultan Laring Faring Departemen THT-KL FKUI RSCM, Fauziah Fardizza. Namun menurut dia, seseorang patut waspada jika dengkuran tersebut terdengar keras serta diikuti henti napas sejenak.
"Mendengkur yang benar adalah bunyi nafas teratur. Mendengkur itu adalah tertutupnya sebagian jalan napas," katanya, seperti dikutip dari Antara, Rabu (27/10/2021).
"Sedangkan sleep apnea tertutupnya total jalan napas selama 10 detik yang kemudian diikuti dengan penurunan kadar oksigen," ujarnya.
Selain dengkuran keras dan henti napas sejenak, gejala OSA juga ditandai dengan batuk-batuk serta tersedak saat tidur.
Pada anak kecil yang bernapas melalui mulut, biasanya mereka akan gelisah selama tidur karena berusaha mencari posisi yang nyaman untuk bernapas.
Fauziah mengatakan bagian belakang hidung pada anak-anak terkadang ada kelenjar adenoid yang dapat mempengaruhi hambatan jalan napas. Kelenjar adenoid biasanya akan menghilang ketika anak berusia 7 hingga 8 tahun.
"Mendengkur yang berbahaya ini ternyata seperti fenomena gunung es. Pangkalnya saja yang terlihat di permukaan laut, sepertinya sedikit padahal di bawahnya itu banyak sekali," ujarnya.
Fauziah mengatakan penelitian gangguan OSA belum banyak dan Indonesia masih membutuhkan lebih banyak penelitian lagi sehingga dapat memetakan data yang akurat.
Baca Juga: Benarkah Tutup Mulut Pakai Selotip saat Tidur Bisa Atasi Mendengkur?
Hasil penelitian oleh dokter spesialis neurologi Dr. Rimawati yang dipresentasikan di ASEAN Sleep Congress pada 2015 menyebutkan gangguan OSA di Indonesia terjadi 16,8 persen pada laki-laki dan 17 persen pada perempuan. Penelitian tersebut didapatkan dalam kasus yang ditangani Dr. Rimawati.
Selain itu, banyak orang yang tidak menyadari gejala dan bahaya OSA, terutama bagi mereka yang tidur sendirian dan tidak ada yang memperhatikan intensitas dengkuran, sehingga masih sedikit yang memeriksakan diri ke dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorok (THT).
Fauziah mengatakan OSA dapat terjadi karena jalan napas tersumbat atau terhalang oleh struktur lunak atau otot di belakang tenggorokan, seperti kelenjar adenoid, concha atau struktur lekukan bagian dalam hidung yang membesar, uvula yang panjang, serta amandel, bahkan posisi lidah yang terjatuh ke bagian dalam saat tidur juga dapat mempengaruhi keluar masuknya udara.
Henti napas ketika tidur atau OSA dapat menyebabkan penurunan oksigen di dalam tubuh. Badan menjadi stres dan akan bereaksi, salah satunya jantung berdebar lebih cepat dan pembuluh darah menyempit. Akibatnya tekanan darah menjadi tinggi, nadi semakin cepat, volume darah yang tinggi, inflamasi dan stres.
"OSA sendiri tidak menyebabkabkan henti napas permanen, tapi serangan jantungnya yang akan mengakibatkan kematian pada penderita OSA," tutur Fauziah.
Penelitian Journal of the American College of Cardiology pada 2013 juga menyebutkan penderita OSA memiliki risiko tinggi kematian akibat komplikasi jantung.
Berita Terkait
-
Benarkah Tutup Mulut Pakai Selotip saat Tidur Bisa Atasi Mendengkur?
-
Sering Ngorok Seperti Ini, Sebaiknya Segera Periksakan ke Dokter.
-
Kerap Mengganggu, Ini 5 Tips Menghilangkan Kebiasaan Mendengkur Secara Alami
-
Tak Selalu Merasa Damai, Ini Alasan Lain Kucing Mendengkur
-
Jangan Diabaikan, Anak Tidur Mendengkur Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan!
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Cara Cek Bansos November 2025 Lewat HP, Semua Lewat Aplikasi Cek Bansos!
-
AgenBRILink Mulya Motor Hadirkan Layanan Keuangan hingga ke Pelosok
-
Konsisten Dukung Asta Cita, BRI Dorong Pertumbuhan Inklusif lewat Penyaluran KUR
-
Akses Jalan Malang-Lumajang Ditutup Usai Erupsi Gunung Semeru, Ini Penjelasan Polisi
-
BRI Pimpin Sindikasi Rp5,2 Triliun untuk SSMS, Perkuat Dukungan pada Sektor Agribisnis Nasional