SuaraMalang.id - Terinspirasi pandemi, perajin batik di Kabupaten Banyuwangi menciptakan kreasi motif batik virus Corona.
Pengusaha rumah produksi batik Mertosari, Desa Balak, Kecamatan Songgon, Fitriyah (45) menjelaskan, alasan membuat dan memasarkan batik motif Corona. Ternyata masyarakat tetap berminat dengan motif yang tidak lazim tersebut.
Fitriyah juga berkreasi dengan mengangkat ciri khas lokal Kecamatan Songgon, yakni wilayah yang berada di bawah kaki Gunung Raung ini terkenal dengan penghasil buah durian.
"Saya melihat peluang, tentang apa yang belum ada di kecamatan Songgon ini. Karena saya sendiri tidak ingin memiliki usaha yang latah, atau meniru orang lain," kata Fitriyah mengutip dari TIMES Indonesia jaringan Suara.com, Sabtu (2/10/2021).
Baca Juga: Peringatan Hari Batik Nasional di Sejumlah Daerah di Indonesia
Dibantu enam orang karyawan, kekinian usaha produksi batik yang sudah dilakoni selama 6 tahun itu meraup omzet Rp 30 Juta setiap bulan. Bahkan batik yang diproduksi sudah merambah pasar Nasional hingga mancanegara.
"Kalau batik saya itu sudah dipasarkan ke Kalimantan, Papua, hingga Sumatera. Pernah juga kita kirim ke Malaysia, Kanada sampai Jerman," paparnya.
Dirinya menambahkan, dalam memproduksi batik memang memiliki kendala tersendiri. Dikarenakan masih menggunakan alat tradisional, sering kali faktor cuaca juga mempengaruhi lama waktu produksi.
"Kalau kita tahu proses, segalanya masih mudah. Namun yang paling sulit adalah pada saat mewarnai motif yang njelimet. Terlebih kalau cuaca sedang kurang baik, pengeringannya jadi lebih lama. Karena kita memang masih mengandalkan sinar matahari," ungkap Fitriyah.
Dalam sekali proses kain batik, dirinya mengaku hanya membutuhkan waktu minimal tujuh hari. Namun untuk batik full tulis bisa memakan waktu hingga satu bulan lebih.
Baca Juga: Aksi Kocak Denny Sumargo di AS saat Rayakan Hari Batik Nasional
Beragam jenis batik telah Ia produksi, Mulai dari batik motif durian merah, hingga Sulur Godong. Bahkan dengan adanya pandemi Covid-19 ini dirinya juga memproduksi batik bermotif virus Corona yang malah diminta banyak pelanggan.
"Setiap rumah produksi batik itu selalu memiliki ciri khas masing-masing. Kita memang mengantisipasi agar tidak ada yang menyerupai dan meniru," cetus Fitriyah.
Dengan ukuran 1 meter kali 2,5 meter kain batik, harga yang Ia patok pun sangat ramah dikantong. Yakni mulai dari Rp 100 Ribu hingga Rp 1,5 Juta saja.
Selain dengan memasarkan produknya secara langsung, dirinya juga aktif ikut serta dalam berbagai pameran yang diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten Banyuwangi. Sebagai ajang promosi hingga pengangkatan produk lokal Bumi Blambangan.
Terakhir dirinya berharap para perajin batik di Banyuwangi bisa terus berinovasi dan menjaga kualitas serta berkomitmen dalam memberikan karya terbaik untuk masyarakat.
Berita Terkait
-
Siapa Rolf Euren? Winger Subur Gol Keturunan Banyuwangi, Kota Kelahiran sama dengan Elkan Baggott
-
Salmon Kebanting! Ikan Lemuru Banyuwangi Punya Kandungan Setara, tapi Harga Lebih Murah
-
4 Fakta Menarik Batik Nitik Yogyakarta yang Jarang Diketahui
-
Fikri Iman Nugraha dan Melatiana Sari Jadi Pemenang Putra Putri Batik Nusantara 2024
-
Jadi Pendukung Perekonomian, Novotel Karawang Gandeng UMKM Rayakan Hari Batik Nasional
Terpopuler
- Tanggapi Kisruh Andre Taulany Parodikan Gelar Raffi Ahmad, Feni Rose: Lagian Kantor yang Kasih di Ruko
- Berani Minta Maaf ke Lembaga Kerukunan Sulsel, Denny Sumargo Dapat Dukungan dari Sumatera sampai Papua
- Geng Baru Nikita Mirzani Usai Lepas dari Fitri Salhuteru Disorot: Circlenya Lebih Berkualitas
- Cucu Ulang Tahun, Kado dari Kris Dayanti untuk Azura Bikin Atta Halilintar Semringah: Masya Allah!
- Dihujat Gegara Sindir Raffi Ahmad, Pendidikan Andhika Pratama dan Andre Taulany Tak Jauh Beda
Pilihan
-
Setelah Dihitung, Wamenhub Bilang Harga Tiket Pesawat Bisa Turun di Libur Nataru
-
Luhut Yakin Prabowo Bisa Capai Pertumbuhan Ekonomi 8%, Ini Strateginya
-
Teken Dealership Agreement Eksklusif, MAB Jadi Distributor Resmi Truk Yutong di Indonesia
-
Tol Balikpapan-Samarinda Sepi Peminat Meski Persingkat Waktu Menuju IKN, Apa Alasannya?
-
IKN Tak Berpenghuni? Akademisi Sindir Minta Jokowi yang Jadi "Penunggunya"
Terkini
-
Nasi Goreng dan Gado-Gado Bikin Betah Pemain Asing Arema FC
-
Pilgub Jatim 2024 Memanas: Khofifah-Emil Makin Solid, Dukungan Bertambah Jelang Pencoblosan
-
Modus Baru! Selundupkan 100 Pil Trex dalam Oseng-Oseng Tempe di Rutan
-
Motif Misterius! Polisi Selidiki Penganiayaan Sadis Suami Terhadap Istri di Kios Martabak
-
Arkhan Fikri dan Achmad Maulana: Calon Bintang Timnas dari Kandang Singo Edan?