SuaraMalang.id - Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur memutuskan memberlakukan penerapan work from home (WFH) secara ketat, mulai Senin (21/6/2021). Menyusul terjadinya lonjakan kasus Covid-19 sepekan terakhir.
WFH ketat yang dimaksud, yakni 50 persen Aparatur Sipil Negara (ASN) bekerja dari rumah.
Status wilayah Situbondo saat ini berada di zona oranye atau penularanCovid-19 risiko sedang. Tercatat sebanyak 2.698 kasus berdasar data hingga Sabtu (19/6/2021). Rinciannya, 2.384 sembuh, 208 orang meninggal, 106 pasien dalam perawatan (20 pasien di rumah sakit, gedung observasi 4 orang, dan 82 orang isolasi mandiri).
"Daerah dengan zona oranye atau penularannya risiko sedang harus menerapkan 50 persen ASN masuk kantor, dan 50 persennya bekerja dari rumah (WFH)," ujar Sekretaris Daerah Kabupaten Situbondo, Syaifullah dikutip dari Antara, Minggu (20/6/2021).
Baca Juga: Serahkan ke Proses Hukum, Tokoh Madura Sesalkan Perusakan Pos Penyekatan Suramadu
Aturan WFH 50 persen ini, lanjut dia, mengacu pada surat edaran Menteri PAN-RB Nomor 67 Tahun 2020 tertanggal 4 September 2020.
Mengenai teknis pengaturan ASN bekerja dari rumah 50 persen diserahkan pada kebijakan masing-masing pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
"Kebijakannya kami serahkan kepada masing-masing pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Senin besok 50 persen ASN bekerja dari rumah sudah mulai diterapkan, ini untuk mengantisipasi penularan COVID-19," tutur Syaifullah.
Sejauh ini, katanya, belum ditemukan adanya klaster penularan Coronavirus di instansi pemerintahan. Pemberlakuan bekerja dari rumah bagi ASN ini sebagai bentuk antisipasi untuk menekan penyebaran virus corona yang saat ini mengalami lonjakan signifikan.
"Di daerah lain klaster penularan di instansi sudah mulai bermunculan, oleh karena itu kami berlakukan WFH 50 persen bagi ASN sebagai bentuk antisipasi kami. Pemberlakuan WFH mulai besoh hingga menunggu perkembangan," katanya.
Baca Juga: Ulama Madura Ajak Warga Taati Penanganan Covid-19 di Suramadu
Data sebaran COVID-19 di Situbondo, hingga Sabtu (19/6) tercatat sebanyak 2.698 kasus, dengan rincian 2.384 sembuh, 208 orang meninggal, 106 pasien dalam perawatan (20 pasien di rumah sakit, gedung observasi 4 orang, dan 82 orang isolasi mandiri).
(Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
Mobilnya Dikritik Karena Penuh Skandal, Xiaomi Malah Lapor Warganet ke Polisi
-
Bos Sritex Ditangkap! Bank BJB, DKI Hingga Bank Jateng Terseret Pusaran Kredit Jumbo Rp3,6 Triliun?
-
Warga RI Diminta Tingkatkan Tabungan Wajib di Bank Demi Cita-cita Prabowo Subianto
-
5 HP dengan Kamera Terbaik di Dunia 2025, Ada Vivo dan Huawei
-
8 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik Mei 2025, Memori Besar Performa Handal
Terkini
-
Ayo Cepat, Ada DANA Kaget Masih Utuh Jangan Sampai Lupa Klaim
-
Waspada Bahaya Tersembunyi di Balik Masifnya Proyek Vila di Lereng Pegunungan Kota Batu
-
Nongkrong Bareng Berujung Maut, Pria di Malang Tewas Ditikam Teman Sendiri
-
BRI Lewat BRILiaN Dorong UMKM Hargobinangun Yogyakarta Jadi Motor Ekonomi Desa
-
BRImo FSTVL 2024 Jadi Ajang Apresiasi pada Nasabah, Sekaligus Wujudkan Inklusi Keuangan