SuaraMalang.id - Tunggakan BPJS Kesehatan di Kota Malang tembus Rp 1 triliun pada tahun 2020 lalu. Wali Kota Malang menilai tingkat kesadaran masyarakat tentang kesehatan masih rendah.
Wali Kota Sutiaji menjelaskan, bahwa pembayaran premi BPJS Kesehatan hanya tercatat sebesar Rp 300 miliar. Sedangkan klaim pembayaran dari sejumlah layanan kesehatan mencapai Rp 1,3 triliun.
"Dengan itu, kesadaran masyarakat akan kesehatan itu masih rendah. Terbukti dari iuran pembayaran premi itu hanya Rp 300 miliar saja, tapi klaim dari rumah sakit sendiri itu sampai Rp 1,3 triliun," ujarnya dikutip dari TIMESIndonesia.co.id jaringan Suara.com, Rabu (21/4/2021).
Merespon itu, lanjut dia, Pemkot Malang bakal meningkatkan literasi masyarakat tentang kesadaran kesehatan untuk pembayaran premi BPJS Kesehatan sendiri. Salahsatunya dengan mengerahkan 21 dokter keluarga yang ada di kelurahan untuk melakukan edukasi ke masyarakat.
Baca Juga: Surat Edaran Wali Kota Malang, ASN Dilarang Mudik Lebaran
Ia menambahkan, bahwa tingkat kepesertaan BPJS Kesehatan di Kota Malang telah memenuhi standar dari Universal Health Coverage (UHC), yakni dengan capian sebesar 95,32 persen.
"Jadi kita harus kuatkan dengan adanya dokter-dokter keluarga. Apalagi kepesertaan di Kota Malang ini juga mencapai 95,32 persen dan sudah termasuk UHC," sambungnya.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr Husnul Muarif menambahkan, solusi tunggakan BPJS Kesehatan tersebut, untuk para pesertnya akan dialihkan ke kategori Penerima Bantuan Iuran (PBI). Sehingga mendapat subsidi dari pemerintah.
"Maksimal menunggak itu kan selama enam bulan. Jadi yang menunggak itu nanti pindah kepesertaannya dari yang sebelumnya Mandiri ke PBI yang dibiayai pemerintah," katanya.
"Jadi kewajiban Pemkot Malang membayar biaya pengalihannya itu dari tunggakan dua tahun. Misalnya menunggak lima tahun ya, kita wajib membayarkan itu dua tahun," imbuhnya.
Baca Juga: Ibadah Ramadhan Korban Gempa Malang Terbantu Musala Portable NU Jatim
Kepala BPJS Kesehatan Malang, Dina Diana Permata mengatakan, agar yang menunggak iuran BPJS status kepesertaannya tetap bisa aktif, maka pemerintah daerah perlu memberikan fasilitas biaya pengalihan dari peserta mandiri ke PBI.
"Upaya kami adalah mengalihkan kepesertaannya agar tetapi bisa lanjut. Itu juga harus koordinasi dengan pemerintah daerah, karena yang membiayai adalah pemerintah daerah," tuturnya.
Dikatakan Dina, iuran BPJS Kesehatan yang selama periode tahun 2020 ini menunggak, dari catatannya yakni berasal dari peserta mandiri yang sebagian besar berada di kelas III.
"Jumlah peserta mandiri di Kota Malang itu sekitar 50 persen ya. Jika nanti mereka misalnya ketika dirawat tidak puas karena turun kelas, ya terlebih dahulu harusnya melunasi tunggakannya," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
- Moto G100 Pro Resmi Debut, HP Murah Motorola Ini Bawa Fitur Tangguh dan Baterai Jumbo
- 5 HP Harga Rp1 Jutaan RAM 8/256 GB Terbaik 2025: Spek Gahar, Ramah di Kantong
- 45 Kode Redeem FF Max Terbaru 4 Juli: Klaim Gloo Wall, Bundle Apik, dan Diamond
Pilihan
-
8 Pilihan Sepatu Gunung Hoka: Cengkeraman Lebih Kuat, Mendaki Aman dan Nyaman
-
Daftar 6 Sepatu Diadora Murah untuk Pria: Buat Lari Oke, Hang Out Juga Cocok
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Baterai Jumbo Terbaik Juli 2025, Lebih dari 5.000 mAh
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Juli 2025, Multitasking Pasti Lancar!
-
Sekali klik! Link Live Streaming Piala Presiden 2025 Persib vs Port FC
Terkini
-
Layanan AgenBRILink dari BRI Kini Makin Lengkap dan Aman
-
Camilan Premium Casa Grata Sukses Tembus Pasar Dunia Lewat Pembinaan BRI
-
BRI Salurkan KUR Rp69,8 Triliun ke 8,3 Juta Debitur, UMKM Semakin Produktif
-
BRI Perkuat Komitmen Salurkan FLPP demi Hunian Terjangkau bagi Rakyat
-
5 Rekomendasi Tempat Liburan Hits di Malang untuk Anak Muda, Wajib Dikunjungi!