SuaraMalang.id - Masih tumbuhnya paham radikal menjadi sorotan serius sejumlah pengamat terorisme. Pemerintah dinilai perlu meningkatkan upaya penangkalan (deradikalisasi) dengan menguatkan kurikulum pendidikan.
Pengamat terorisme dari Universitas Malikussaleh Aceh, Al Chaidar, mengatakan, materi-materi pelajaran agama pada kurikulum anak didik perlu diperbanyak agar menangkal masuknya paham radikal di kalangan generasi muda.
"Perlu upaya masif dari pemerintah salah satunya melalui ranah pendidikan atau penguatan kurikulum," katanya, dikutip dari ANTARA, Senin (5/4/2021).
Ia melanjutkan, jika materi atau referensi agama telah kuat sejak di bangku sekolah, maka akan memberikan pemahaman secara mendasar bagi anak didik. Tujuannya agar anak didik tidak salah mengartikan atau hingga menyimpang dari ketentuan yang ada.
Baca Juga: Mantan Teroris Sebut Paham Radikal Masih Masif dan Menyebar
Kekinian, lanjut dia, kurikulum yang ada di Indonesia dinilainya semakin mengurangi materi-materi dan jam pelajaran agama. Padahal, pendidikan literasi tentang agama sangat penting untuk anak didik.
"Referensi-referensi agama semakin hari makin singkat," sambungnya.
Akibatnya, bahan-bahan ajar yang seharusnya diperoleh anak didik menjadi sesuatu yang langka dan mereka tidak mendapatkannya.
Dampak buruk akibat semakin langkanya literasi agama, maka generasi muda yang haus akan pelajaran agama tersebut ketika bertemu dengan jaringan teroris. Maka bakal mudah terpapar paham radikal.
"Pada akhirnya mereka ini terjerat dalam kelompok teroris dan dikuasai serta dikendalikan untuk tindakan-tindakan teror," katanya.
Baca Juga: BIN: Generasi Milenial Tak Berpikir Kritis Rentan Terpapar Radikalisme
Ia menilai keterlibatan generasi muda pada aksi teror di Mabes Polri pada Rabu (31/3) lalu menjadi contoh dari kurangnya pengetahuan agama.
Berita Terkait
-
Tak Harus Tunggu SPMB, Mendikdasmen Sebut Siswa Bisa Daftar Sekolah Rakyat Kapan Saja
-
Sekolah Rakyat Butuh 60 Ribu Guru, Kurikulum Ada Dua Opsi
-
Kurikulum yang Berpihak pada Anak: Apakah Sudah Terwujud?
-
Kurikulum Cinta Diperkenalkan Menteri Agama: Misi Pendidikan Berbasis Kasih Sayang untuk Masa Depan Bangsa
-
Sekolah Rakyat Ditargetkan Mulai Tahun Ajaran Baru 2025/2026, Pakai Kurikulum Nasional Plus
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
-
RESMI Lawan Manchester United di Malaysia, ASEAN All-Stars Bakal Dilatih Shin Tae-yong?
Terkini
-
Naik Kelas Berkat KUR BRI: Perjuangan Suryani Membangun Ekonomi Keluarga
-
Warga Senang, Desa Wunut Bagikan THR dan Hadirkan Program Perlindungan Sosial
-
Habbie, UMKM Telon Aromatik Terbaik Siap Ekspansi Pasar Global Bersama BRI
-
4 Wisata di Kawasan Cangar Ditutup Usai Longsor yang Hempaskan 2 Mobil
-
BRI Raih Penghargaan Internasional Atas Prestasi Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Bertanggung Jawab