SuaraMalang.id - Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Situbondo ambruk minus 2 persen, pada 2020 lalu. Hal itu imbas dari pandemi Covid-19.
Hal itu tentu meleset dari harapan pemerintah yang menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 7 persen.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Situbondo Hadi Prianto menjelaskan, bahwa paling terdampak pandemi adalah para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) APBD 2020 dijelaskan, pelaku UMKM seperti perdagangan sedang dan eceran mengalami minus hingga hampir mencapai 9 persen.
Merespon itu, pihaknya berharap ada penangan serius dari pemerintah.
“Kami minta pemerintah serius melakukan pemulihan ekonomi. Setidaknya kembali normal atau ke zero. Harus ada langkah terobosan untuk menggerakan sektor UMKM seperti bantuan permodalan,” katanya, dikutip dari jatimnet.com media jejaring suara.com, Selasa (16/3/2021).
Selain UMKM, lanjut Hadi, pandemi Covid-19 juga menyebabkan Perusahaan Daerah (Perusda) Pasir Putih merugi. Perusahaan yang mengelola obyek wisata bahari itu rugi sekitar Rp 154 juta.
Hadi menambahkan, Komisi II akan segera mengevaluasi sistem pembukuan Perusda Pasir Putih.
“Ada penghasilan sekitar Rp 600 juta, tapi di laporan keuangan dijelaskan rugi karena adanya penyusutan. Akibatnya, Perusda Pasir Putih tak bisa setor ke PAD (Pendapatan Asli Daerah),” ujarnya.
Terpisah, Direktur Perusda Pasir Putih, Yasin Masum mengatakan, pihaknya bekerja maksimal agar Pasir Putih tidak bangkrut akibat pandemi. Namu, belum bisa menyumbang ke PAD karena merugi tahun lalu.
Baca Juga: Percepat Pembangunan Ekonomi Perbatasan, Mendes Mau Bikin Ini
“Kalau dari sisi pendapatan operasional di tahun 2020 sebenarnya punya laba Rp600 juta lebih, namun karena dari sisi pelaporan punya tanggungan penyusutan, maka tetap dinilai rugi dan kami tak diwajibkan setor PAD,” ujarnya.
Penyusutan keuangan, menurutnya, dihitung dari nilai penyusutan bangunan. Perusahaan harus memiliki tabungan untuk membangun kembali. Oleh karena itu, penghasilan laba dihitung penyusutan untuk menabung sehingga pendapatan Perusda Pasir Putih tetap dihitung minus.
“Untuk tahun 2021 kami belum bisa menentukan target PAD karena tidak ada yang bisa memprediksi kapan pandemi Covid-19 berakhir. Pelaku wisata sangat tergantung pengunjung. Kalau masih pandemi mana mungkin ada pengunjung, apalagi ada kebijakan PPKM mikro,” katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Harga Emas Naik Terus! Emas Antam, Galeri24 dan UBS Kompak di Atas 2 Juta!
-
Tutorial Dapat Phoenix dari Enchanted Chest di Grow a Garden Roblox
-
Line Up Terbaru Pestapora Hari Ini 7 September, Usai 34 Musisi Umumkan Mundur
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
Terkini
-
Popok Kain Kekinian: Bumbi Ubah Limbah Jadi Berkah, Libatkan Komunitas & Raih Dukungan BRI
-
Weekend Banking BRI: Solusi Transaksi Libur Panjang Maulid Nabi 2025
-
Rekomendasi Sepatu Asics untuk Running, Dapatkan Harga Spesial Saat 9.9
-
Apresiasi Nasabah di Hari Pelanggan Nasional 2025, BRI Perkuat Transformasi Layanan Digital
-
Transformasi Digital BRI Perkuat Dana Murah dan Dorong Profitabilitas