SuaraMalang.id - Drama sengketa lahan dan penyegelan SDN 1 Klatak Banyuwangi berlanjut. Meski telah dibongkar Satpol PP, pasangan suami istri (pasutri) ahli waris, Dedy Mardiyanto (42) dan Mentik Rohimah (40) ngotot bertahan.
Keduanya bahkan memilih tidur di bangunan sekolah seluas 1.900 meter persegi tersebut. Tak hanya itu, keduanya juga sempat berusaha kembali menumpuk bongkahan batu ke pintu gerbang sekolah, usai dibongkar petugas Satpol PP dan jajaran Satgas Covid-19 tersebut.
"Mohon maaf, dengan adanya perlakuan tersebut kami sampai dengan malam tadi masih menempat di SD Klatak karena pagar yang kami pasang dan sudah dilepas dan tidak boleh dipasang lagi," kata Mentik Rohimah, seperti dikutip dari TIMESIndonesia.co.id, media jejaring Suara.com, Rabu (27/1/2021).
Kengototan mereka berpegang putusan Mahkamah Agung RI Nomor 68 PK/TUN/2013. Mentik berharap Pemkab Banyuwangi menyeriusi permasalah ini.
Baca Juga: Lestarikan Warisan Budaya, Ada Sekolah Adat Osing di Banyuwangi
"Kami ingin semuanya jelas. Apakah aset Pemkab yang ditaruh di atas tanah kami ini tetap digunakan atau tidak. Kalau tidak digunakan kami siap untuk dipanggil dan kalau masih digunakan ya baiknya seperti apa. Kami tidak mengakui hak atas bangunannya," katanya.
"Mohon maaf kalau mungkin ada ketidaknyamanan. Kami seperti ini karena tidak ingin kehilangan hak kami. Karena proses ini sudah lama berjalan," imbuhnya.
Mentik mengungkapkan, bahwa pihaknya sudah berulangkali melayangkan surat kepada Pemkab Banyuwangi. Namun tak kunjung dibalas, hingga saat ini.
"Kami sudah berkirim surat berulangkali. Gugatan sudah kami tempuh dan menang. Sertifikat sudah kami batalkan. Kalau sedari awal kami berniat memohonkan eksekusi, sudah sedari 2013 diselesaikan. Pertimbangan kami ini adalah sekolah, fasilitas untuk masyarakat, tapi bukan berarti hak kami terus-menerus diabaikan," keluhnya.
Mentik menambahkan, pihaknya tidak akan beranjak dari area SDN 1 Klatak Banyuwangi jika masih belum ada kejelasan, khususnya dari Pemkab Banyuwangi.
Baca Juga: Banyuwangi Dijatah 4.000 Vaksin Sinovac, Bupati Anas Siap Disuntik Pertama
"Kami menunggu komunikasi dari Pemkab Banyuwangi. Kami tidak akan pulang sampai kapanpun sebelum persoalan ini diselesaikan," ungkap Mentik.
Berita Terkait
-
Film Horor 'Pembantaian Dukun Santet' Diangkat dari Thread Viral, Ini Ceritanya!
-
Selain Ketupat, Ini 4 Tradisi Lebaran yang Masih Hidup di Banyuwangi
-
Ketahuan Curang, Kemendag Segel SPBU di Bogor
-
Dulu Calon Bintang Timnas Indonesia, Jagoan Indra Sjafri Malah Ditendang Klub Kasta Terbawah
-
SMAN 1 Bandung Bisa Digusur jika Kalah di PTUN, KPAI Ingatkan Hakim Peka soal Masalah Anak
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
-
RESMI Lawan Manchester United di Malaysia, ASEAN All-Stars Bakal Dilatih Shin Tae-yong?
-
IHSG Hari Ini Anjlok Parah, Prabowo Mengaku Tidak Takut Hingga Singgung Judi
-
Kopicek: Ketika Komunitas Mata Hati Mengubah Stigma Tunanetra Melalui Kopi
-
IHSG Bergejolak, Prabowo Sesumbar: Saya Tidak Takut dengan Pasar Modal
Terkini
-
Naik Kelas Berkat KUR BRI: Perjuangan Suryani Membangun Ekonomi Keluarga
-
Warga Senang, Desa Wunut Bagikan THR dan Hadirkan Program Perlindungan Sosial
-
Habbie, UMKM Telon Aromatik Terbaik Siap Ekspansi Pasar Global Bersama BRI
-
4 Wisata di Kawasan Cangar Ditutup Usai Longsor yang Hempaskan 2 Mobil
-
BRI Raih Penghargaan Internasional Atas Prestasi Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Bertanggung Jawab