Rp15 Ribuan, Nikmati Gurihnya Ayam Lodho, Sudah Ada Sejak Kerajaan Mataram

Harga per porsi ayam lodho yang terjangkau, berkisar antara Rp 15.000 hingga Rp 20.000, membuatnya dapat diakses oleh berbagai kalangan.

Bernadette Sariyem
Senin, 15 Juli 2024 | 20:46 WIB
Rp15 Ribuan, Nikmati Gurihnya Ayam Lodho, Sudah Ada Sejak Kerajaan Mataram
Ilustrasi nasi ayam lodho. (Instagram/@fonghsx)

SuaraMalang.id - Para pencinta kuliner yang berpetualang di Tulungagung dan Trenggalek, Jawa Timur, memiliki kesempatan istimewa untuk mencicipi ayam lodho, sebuah hidangan tradisional yang menawarkan cita rasa unik dan gurih.

Ayam lodho, yang terbuat dari ayam kampung atau ayam pejantan, adalah pilihan kuliner yang tidak boleh dilewatkan bagi wisatawan maupun penduduk setempat.

Dikenal karena kegurihannya, ayam lodho diolah dengan rempah-rempah melimpah dan disajikan dengan santan, membuat setiap suapan menyuguhkan kombinasi rasa yang memikat.

"Proses memasaknya yang melibatkan pemanggangan terlebih dahulu dan kemudian dimasak dengan santan kental, menjadikan ayam lodho berbeda dari masakan ayam lainnya," jelas seorang ahli kuliner setempat.

Baca Juga:Lezatnya Jelajah Kuliner Malang: Dari Sarapan Hingga Makan Malam

Di Tulungagung dan Trenggalek, ayam lodho tidak hanya dihidangkan sebagai makanan sehari-hari tapi juga sering menjadi bagian dari sajian selamatan dan ritual adat.

Harga per porsi ayam lodho yang terjangkau, berkisar antara Rp 15.000 hingga Rp 20.000, membuatnya dapat diakses oleh berbagai kalangan.

Menurut cerita lokal, ayam lodho memiliki sejarah yang panjang dan mungkin berasal dari zaman kerajaan Mataram.

Hidangan ini dulunya sering disajikan pada acara kerajaan dan upacara adat, di mana ayam disajikan utuh.

Namun, seiring waktu, hidangan ini disesuaikan untuk memenuhi selera dan permintaan yang lebih modern dengan cara memotong ayam menjadi beberapa bagian tanpa mengubah rasa aslinya.

Baca Juga:Tak Cuma Apel! 15+ Destinasi Wisata Hits di Malang Raya Wajib Masuk Itinerary Liburanmu

Selain lezat, ayam lodho juga kaya akan filosofi.

"Lodho dalam bahasa setempat berarti lembut, mencerminkan tekstur daging ayam yang empuk hingga mudah lepas dari tulangnya, serta kegurihan masakan dari santan yang kental," tambah seorang ahli budaya setempat.

Hidangan ini tidak hanya penting dari segi kuliner, tapi juga sebagai bagian dari warisan budaya yang menghubungkan generasi muda dengan tradisi kuliner nenek moyang mereka, menegaskan pentingnya melestarikan dan menghargai kekayaan budaya lokal melalui kuliner.

Kontributor : Elizabeth Yati

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini